59| Kembali

323 34 6
                                    

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Bersamamu aku ingin menyelami lautan luka.
J

angan tanyakan kenapa aku lebih memilihnya dibandingkan bahagia, sebab
Sehebat apapun sakitnya luka jika kita melaluinya bersama,
Luka tak berarti apa apa

-Aisyah Humairah-

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••



Setelah havva berterus terang padaku tentang keadaan bang fathan 4 hari yang lalu, aku sudah tak lagi bermalam di rumah sakit.
Malamnya aku minta dijemput abi namun urung saat havva bilang dia ingin mengantarku.
Jadilah aku pulang dengan havva malam itu. Havva bilang dia akan menjaga bang fathan dan akn langsung memberiku kabar jika ada kemajuan kemajuan ataupun kemunduran selama bang fathan di ruang ICU.

Jadi, sudah empat hari pula aku dirumah. Mengerjakan sesuatu yang seharusnya aku kerjakan berdua dengan bang fathan sendirian. Aku berusaha sekuat kuatnya untuk menutupi kesepian dan kesendirian yang aku rasakan dengan berbagai macam aktivitas.
Mulai dari membaca buku, menulis puisi ataupun sajak sajak rindu.
Apapun aku kerjakan supaya keadaanku tak terlihat begitu menyedihkan.

Berpisah dengan bang fathan dalam waktu yang mendekati sebulan membuatku merasa benar benar sendirian.
Sebenarnya umi dan mama sudah menyuruhku dari dulu untuk pulang baik kerumah umi ataupun kerumah mama untuk mengusir sepi. Namun aku menolaknya, aku lebih memilih menikmati sepiku sendiri.
Karena dari dulu aku memang seperti itu.

Sampai saat ini, yang tau keadaan bang fathan sebenarnya hanya aku dan havva.
rahasia kami benar benar terjaga dari siapapun. Havva selalu menelfonku setiap hari.
Namun satu hal. Yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah memaksakan diri pada yang satu.
Aku tak mau lagi berandai andai yang aku lakukan seperti yang sudah sudah.

Hari ini aku berencana ingin melakukan hobi yang sebenarnya sudah lama ingin aku hilangkan. Selain banyak ulama yang berpendapat bahwa hobiku yang satu ini haram, bang fathan juga melarangku. Aku terlalu menyukai menyendiri dibalkon kamar dengan memasang earphone dan memutar lagu lagumellow.
Aku menyukai ini semenjak aku masih duduk dibangku SMP.
Aku suka mendengarkan lagu lagu my love dari westlife, moonlight dari ali gatie, atau memilih terisak bersama lagu all I want dari kodaline dan juga don't watch me cry dari jorja smith.

Ah, aku juga suka menikmati malam malam yang hujan dditemani dengan lagu night changes dari one direction.
Menurutku sendiri ditemani lagu lagu sendu, secangkir kopi dan hujan adalah perpaduan yang sempurna.
Namun setelah menikah, jika melihatku sendirian seperti itu bang fathan akan langsung mencabut kabel earphone ku dan akan mengajakku berbicara banyak hal sehingga membuatku lupa dengan hobi yang kurang disukainya itu.


Namun sekarang tak aka nada bang fathan yang mencabut kabel earphone ku.

Hari ini hujan, sudah dua jam aku duduk dibalkon kamar hanya untuk mendengarkan lagu lagu yang mewakili perasaan seorang aku.
Dari tadi, sudah tak terhitung berapa kali aku menitikkan air mata karena terlalu terbawa dengan suasana suasan nyanyian sendu. Tak dapat aku pungkiri, aku memang merindukan bang fathan saat ini.

Just information, sejak bang fathan tak bersamaku, aku sering lupa makan. Kadang, setelah seharian tidak makan, malamnya havva akan menelfonku.
Setelah ditanya apakah aku sudah makan atau belum baryulah aku sadar bahwa aku belum makan seharian ini.
Havva sering mengirmiku makanan makanan yang menggiurkan dari luar.
Namun aku akan memberikannya kepada satpam didepan rumahku saat menjeput orderan havva dari driver gojek, ya mendinglah kan dari pada membusuk dilemari makanan.
Nafsu makanku ternyata ikut terlelap bersama bang fathan yang sampai ini belum juga mendengar jeritan rinduku.
Ah, aku benci harus menangis lagi saat mendengar nyanyian sekali ini saja dari glen fredly.
Aku cepat cepat membuka earphoneku dan meletakkannya disebelahku.
Aku memeluk lutut, ternuaya hujannya awet. Awalnya hanya gerimis setelah zuhur, namun ini sudah hamper masuk waktu ashar belum kunjung berhenti.
Aku menghapus sisa sisa air mata yang dari tadi tampaknya tak pernah lelah untuk terjun dari pelupuk mata.

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang