••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Sungguh jika bukan untuk kebaikan aku dan dirimu,aku tak berani memilih keputusan ini. Tapi untuk kali ini, izinkan aku meninggalkanmu*
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Aku mnghempaskan tubuhku di sofa ruang tamu. Aku melirik arloji, ternyata masih jam 11.
Aku cukup lelah memikirkan semua ini.
Tapi mau tak mau aku harus jujur pada caca tentang kepergianku besok."Eh, anak mama sudah pulang. Gimana? Abang lulus nggak?"
Mama menjadi orang pertama yang aku temui dirumah."Alhamdulillah ma, semuanya lulus."
Jawabku."Alhamdulillah. Mukanya kusut, abang kenapa?"
"Maa, abang ngga berani bilang sama caca tentang pergi besok maa. Abang takut nanti caca ngambek sama abang."
Memang sudah menjadi kebiasaan bagiku memanggil diriku 'abang' jika sudah berbicara dengan mama."Tapi katanya mau lanjutin cita cita. In sya allah caca ikhlas kok. Lagipun kan besok besoknya kamu bisa ketemu lagi sama caca."
Mama berusaha menenangkan."Iya maa, tapi bagi abang caca itu.."
Krrrrriinggg..
Aku menghentikan ucapanku saat melihat caca menelfonku.
"Bentar ya ma, yang diomongin lagi nelfon."
Aku setengah berbisik."Iya,angkat gih. Mama mau lanjutin masak." Mama berlalu.
"Halo assalamualaikum abang."
Awal caca"Walaikumsalam dek, kok tumben nelfon abang jam segini? Nggak belajar lagi?"
Ini masih jam 11 loh, caca biasanya pulang jam 12."Guru rapat bang, kami disuruh pulang.
Caca ngga tau mau pulang sama siapa bang.
Umi katanya masih dikantor abi tadi ada pertemuan gitu. Caca pulang sama siapa dong baang."
Caca merengek."Iyaa iyaa paham deh abang kalau udah kek gini. Tunggu ya, 10 menit sampai kok. Jangan kemana mana nanti umi marah."
Jawabku dengan senyum."Yeeeey,abang jemput caca ya? Makasih abaaang."
Caca setengah berteriak."Iya iya,bentar ya dek. Assalamualaikum."
Baru saja aku menutup telfon caca, mama datang lagi"Bang,jemput caca ya. Tadi nafisha bilang dia lagi dikantor mas azmi jadi ngga bisa jemput. Tolongin ya, nanti caca nangis loh."
Mama memberitahu hal yang sama dengan caca."Iya ma, caca tadi nelfon bilangin itu kok. Abang berangkat ma. Assalamualaikum mamaku yang cantiik."
Aku mencium pipi mama."Walaikumsalam abang. Hati hati ya nak."
Aku mengacungkan jempol tinggi tinggi.
Baru saja mau naik motor, handphone ku berbunyi lagi. Dan ternyata umi nafisha."Assalamualaikum umi."
"Walaikumsalam nak, fathan umi bisa minta tolong jemput caca nggak? Dia nggak bisa pulang sendirian."
Ternyata masih dengan kabar yang sama, aku terkekeh"Iya umii, ini lagi mau jalan ke sekolah caca." Jawabku.
"Hehe,maaf ya umi jadi ngerepotin. Nih abi si caca lagi ada pertemuan dan itu harus sama umi pula. Kalau begitu hati hati ya nak,assalamualaikum."
Sambung umi nafisha."Walaikumsalam umi."
Sesampainya disekolah caca, aku melihat caca menunduk di halte.
Aku langsung menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...