49| Baju resepsi

356 31 0
                                    

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Nanti, kalau salah satu diantara kita sedang diuji. Jangan bosan untuk saling menguatkan ya. Kayaknya disana deh, ujian cinta kita sedang diuji.

-muhammad fathan al zikri-

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Fathan pov.
Meeting kali ini berakhir dengan lancar. Aku melihat ke arah jam dinding diruanganku. Sudah menujukkan pukul sebelas siang.
Aku membuka hp yang tadinya sempat aku silent kan karena meeting.

Satu pesan line

Aku melihat pesan tersebut berisikan izin dari caca. Ternyara havva cepat sekali memjemputnya. Aku sudah hafal dengan kebiasaan havv ketika lagi diskon.
Untung saja dia suda memiliki penghasilan sendiri.
Aku menelfon caca.

"Halo assalamualaikum sayang."

"Walaikumsalam abang. Abang udah selesai meetingnya?"

"Udah sayang. Nanti jam tiga ada lagi. Udah dimana sayang?"

"O iya, caca udah jalan ke butik. Abang bisa sekarang?"

"Bisa bisa. Nanti kita makan siangnya disebelah butik aja. Kan ada tempat makan."

"Oo..oke oke abang. Caca berangkat ya. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam sayang."
Aku mengambil kunci mobil ku dan berlalu menuju mobil di parkiran.



Aisyah pov

"Udah?"
Havva bertanya.

"Udah. Abang mau kesini katanya."
Aku dan havva sudah berada di pintu masuk butik.

"Assalamualaikum naf.."
Ucapanku terhenti ketika yang aku lihat bukan hanya nafa. Namun juga.

"Kak azzam?"
Aku memastikan.

"Caca?"
Aku mengangguk. Aku tidak menyangka alan dipertemukan lagi dengan kak azzam.

"Lagi pesen ya kak?:
Aku basa basi.

"Oh bukan. Ini toko saya. Saya dan nafa yang merintis."
Aku terkejut sekali lagi.

"Oo jadi, nafa itu."
Anggukkan dari kak azzam sudah seperti jawaban bagiku.

"Itu temannya kenapa nggak masuk?"
Aku melihat havva yang mematung kearah kak azzam.

"Syuut. Ayok masuk."
Aku menarik tangan havva. Namun tak bergeming. Sementara kak azzam masih sinuk menerangkan sesuatu kepada nafa.

"Itu kenapa malaikat bisa ada disini siih? Kok kamu kenal diaa?"
Aku tertawa ketika sadar bahwa havva jatuh cinta pada pandangan pertama pada kak azzam.

"Ya tau lah. Orang dia yang ngelamar aku sebelum abang."
Havva terkejut lagi.

"What? Kamu pernah dilamar?"
Aku menutup mulut havva takut ketahuan kak azzam.

"Nanti deh aku ceritain. Udah normal aja dulu."
Aku malu.

"Ada yang bisa kakak bantu ca?"

"Havva."
Havva langsung memperkenalkan diri saat kak azzam menatap seolah bertanya siapa namanya.

"Eh iya havva. Ada yang bisa kakak bantu?"
Kak azzam masih saja lembut sepertu biasanya.

"Kak, baju yang tadi malam kakak bawain itu miliknya mbak caca ini. Ini orangnya."
Jelas nafa, adiknya kak azzam.

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang