42| Caca akan rindu, umi

524 47 2
                                    

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

و قال عليه الصلاة و السلا م : من تزوج فقد ا عطي نصف العبا دة .

Nabi saw. Bersabda : "Siapa yang menikah maka sungguh ia telah diberi setengahnya ibadah."

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Setelah semua barang barangku berada dalam mobil bang fathan, aku menemui abi dan umi.

"Abi, umi. Caca pamit ya."
Aku sebenarnya tidak pernah membayangkan akan meninggalkan rumah secepat ini.
Baru kemaren aku dari pondok pesantren dan sekarang aku harus ikut dengan abang.


إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَ
وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ


"Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, "Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka."
(HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Selain hadist diatas, aku pernah dinasehati umi serta dibekali dengan pengajian pengajian selama dipesantren mengenai pernikahan.
Jadi, kalau kita sudah memiliki suami, berarti tanggung jawab yang selama ini dipikul oleh orang tua laki laki akan berpindah kepada suami.
Itu berarti jika kita berbuat dosa atau kesalahan yang biasanya memperdekat ayah keneraka, maka jika kita sudah menikah suamilah yang akan menanggung akibat perbuatan dari dosa kita.

Umi bilang kalau aku mentaati perintah abang, itu sama dengan aku mentaati perintah umi dan abi. Selagi itu baik, maka laukukanlah dengan seikhlas ikhlasnya.

"Iya sayang. Baik baik ya disana. Jangan membangkang sama suami ya."
Umi mencium pucuk kepalaku.
Aku memeluk umi erat.

"Umi, caca janji bakalan sering main kesini. Umi sama abi sehat sehat ya."
Umi tertawa melihatku menangis tapi aku menemukan kilatan kesedihan dimatanya.

"Iya, pintu rumah ini akan selalu terbuka lebar untuk kalian berdua."
Umi menatap aku dan bang fathan secara bergantian.

"Tolong jagain caca baik baik ya fathan."
Itu terdengar seperti sebuah permohonan dari umi kepada bang fathan.

"In sya allah umi. Fathan akan jaga caca dengan sebaik baiknya."
Bang fathan tersenyum kearah umi lalu mengedipkan matanya sebelah kearahku.

Aku beralih menuju abi diruang tamu.
"Abi."
Aku langsung memeluk cinta pertamaku ini.
Laki laki yang menyambutku didunia ini dengan kalimat kalimat asma allah.
Laki laki yang mendidikku dengan sabar serta mencurahkan kasih sayangnya dengan berlimpah.
Aku benar benar menyayangi beliau.

"Jangan susahin fathan sayang. Ingat status kamu udah jadi seorang istri yang harus melayani suaminya. Jangan jadi istri yang durhaka yan sayang. Abi nggak pernah ngajarin caca kek gitu kan?"

Aku sesegukkan dalam pelukan abi.
Bang fathan garuk garuk kepala belakangmya.
Selama ini yang aku tau dia paling tidak bisa melihatku menangis.

"Sudah sayang, jangan menangis terus. Fathan sudah capek tu."
Abi melihat kearah bang fathan

"Abang capek?"
Aku bertanya.

"Oh, nggak kok dek. Abang baik baik aja."
Ah, dia selalu tersenyum.
Aku jatuh cinta kesekian kali pada abang.

"Caca pamit ya abi. Baik baik abi sama umi ya."
Aku mencium kedua pipi abi.
Abi hanya tersenyum.


Fathan pov.
Aku melihat caca menangis di pangkuan umi dan abi setelahnya.
Aku sudah tidak kuat lagi melihatnya menangis seperti ini.
Tapi tidak wajar kan aku memeluk caca didepan umi dan abi untuk menenangkannya?
Setelah puas bercengkrama dengan abinya, caca beralih kepadaku.

"Abang, caca mau ambil sesuatu dikamar. Kayaknya ada satu yang ketinggalan "
Aku tersenyum.

"Iya adek. Abang tungguin kok."
Caca meleset kekamarnyan

"Fathan."
Abi memanggilku.

"Iya abi"
Aku mendekat kearah abi dan duduk disamping beliau.

"Ada apa abi."
Abi menatapku.
"Fathan. Caca adalah gadis satu satunya abi. Dia manja dan sama sekali tidak bisa dibentak. Kamu pasti sudah tau kalau caca memang penangis orangnya."
Abi menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Abi nggak nyangka dia bakalan tumbuh secepat ini fathan. Ini permohonan terakhir abi sebelum kalian pergi."
Abi serius

"Apa itu abi?"
Aku mendengar abi baik baik.

"Tolong jaga anak abi satu satunya itu ya.
Abi sangat mencintainya. Namun abi sadar bahwa caca tidak akan selamanya tinggal bersama abi. Untuk itu, jagalah dia baik baik. Jika dia salah, ajarkan yang benarnya dengan lembut. Dia akan menurutimu hika diajarkan dengan cara seperti itu.
Kelak jika kamu sampai pada titik tidak lagi mencintainya, jangan beri tahu dia. Temui abi dan abi akan menjemputnya.
Jangan buat ia terluka nak."

Ada suatu benih yang menancap dihatiku setelah mendengar permintaan abi.
Benih yang tumbuh dengan niat bahwa aku akan membahagiakan caca dengan cara caraku.
Aku mencintainya, abinya lebih mencintainya.
Tidak akan mungkin aku menyakiti perempuan yang sudah aku nikahi ini.

"Fathan akan menjaga caca dengan baik dan lemah lembut abi. Fathan akan selalu berusaha membuatnya tersenyum setiap hari meskipun dengan cara cara sederhana. Fathan juga mencintainya abi."

Abi menatapku mantap.
"Abi percayakan caca padamu."
Aku menagngguk.

"Abang."
Fokusku beralih pada caca yang sudah turun. Tapi, dia tidak membawa apa apa

"Mau ambil apa dek?"
Aku bertanya, wanti wanti jika caca lupa.

"Udah caca masukin ternyata ke koper bang. Hehe."

Ah, anak ini selalu membuatku ingin menarik pipinya

"Yaudah. Mau berangkat sekarang?"
Ada baiknya aku bertanya kepada caca terlebih dahulu.

"Mau, caca capek."
Aku melihat matanya sudah mengisyaratkan rasa lelah.

Setelah berpamitan dengan umi dan abi, kami bergandengan menuju mobil yang sudah menghadap keluar pagar.

Aku memeluk caca.
"Jangan menangis lagi sayang. Aku tidak bisa melihat air matamu jatuh. Kalau mau menangis, menangislah dalam pelukanku. Karena aku tau kau akan langsung diam saat berada dalam pelukanku."

Aku jujur kali ini.
Caca tersenyum dan membalas pelukanku.

"Terimakasih abang."

____________________________________________


Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang