48| Shopping

384 31 0
                                    

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Jangan membenci siapapun, tak peduli seberapa banyak kesalahan yang mereka lakukan terhadapmu.
Hiduplah dengan rendah hati, tak peduli seberapa banyak kekayaanmu. Berpikirlah positif, tak peduli seberapa keras kehidupan yang kamu jalani.
Berikanlah banyak, meskipun menerima sedikit.
Tetaplah menjalin hubungan dengan orang orang yang telah melupakanmu, maafkanlah orang yang berbuat salah padamu, dan jangan berhenti mendoakan yang terbaik untuk orang yang kau sayangi.


-Ali Bin Abi Thalib-

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••



Fathan pov.
Tiga hari lagi waktu yang tersisa menjelang resepsi. Itu artinya sudah 2 hari pula setelah aku dan caca menikmati sunset di masjid agung. Sekaligus sekarang adalah hati pertamaku mulai belerja pasca menikah.
Sebenarnya aku ingin cuti lebih lama lagi mengingat aku dan caca masih dalam suasana pengantin baru.
Namun caca menyuruhku untuk tetap belerja dengan alasan tidak boleh malas malasan meskipun aku seorang direktur utama.

Aku sedang bersiap siap menggunakan pakaian yang sudah disediakan oleh caca. Sementara caca sedang menyediakan sarapan di bawah.
Aku mematut diri didepan cermin.
Setelah semuanya terlihat rapi, aku turun.
Dari atas tangga aku bisa melihat caca tengah sibuk dengan aktivitas memoles roti dengan selai kacang.
Hmm, kesukaanku.

"Wah, fokus banget sayang."
Aku melihat caca juga sudah siap dengan pakaian baby pinknya.

"Hehe, yuk bang. Sarapan."
Hari ini caca memang tidak memasak nasi goreng.
Aku yang memintanya untuk tidak melakukannya karena hari ini kami akan menjemput sekaligus mencoba baju yang akan kami pesan untuk resepsi nanti.
Aku duduk berhadapan dengan caca.

"Udah telfon havva sayang?"
Hari ini caca akan kebutik bersama havva. Dan aku akan menyusul, sama seperti waktu menjemput pakaian untuk akad kemaren.
O iya. Mengenai havva.
Sepupu kecebongku itu sudah mengurus permohonan agar dipindah tugaskan ke salah satu runah sakit disemarang.
Havva tinggal bersama mama.
Dan nanti sekitar jam 9 an havva akan kesini menjemput caca untuk mengantarnya kebutik.
Dia sudah punya mobil sendiri btw. Maklumlah dokter kan.

"Udah bang. Katanya dia lagi siap siap."
Aku mengangguk dan memakan dua lembar roti selai kacang serta segelas susu.

"Nanti siang kalau nggak sempat ke kantor abang nggak usah datang ya dek. Kita makan siangnya diluar aja untuk hari ini."
Aku dan caca sudah membicarakan hal ini dari tadi malam.

Aku mau dimasakin caca untuk makan siang dan diantarkan oleh sopir pribadi kami.
Namun caca tetap keuh keuh ingin ikut serta mengantarkan makanan ke kantor.
Aku mengizinkannya.

"Baik abang. Persedian bahan bahan makanan di lemari pendingin juga udah habis."
Caca mengadu.

"Nanti caca akan pergi bareng havva aja ya bang. Havva mau minta ditemenin ke mall yang ada di sana itu. Boleh tidak bang?"
Caca meminta izin.

"Boleh sayang. Perginya kan bareng havva."
Caca terlihat senang dan melanjutkan sarapannya.

Setelah selesai sarapan, aku bersiap siap berangkat.
"Abang kerja ya sayang."
Caca meraih tanganku dan menciumnya. Aku merasa diistimewakan oleh caca.
Ah, aku jatuh cinta lagi.

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang