23| Aku (akan) Pulang

430 49 5
                                    

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

(Masih) Untukmu

Untuk yang (pernah) menempati posisi khusus didalam hati,
Aku, kamu. Kita sama sama mengerti bukan? Usai bukanlah ingin kita untuk menyudahi segalanya. Mengakhiri apa yang sudah kita lalui bersama, yaa.. kurang lebihnya beberapa tahun silam.
Aku pikir, kita akan lebih bahagia jika kita memilih jalan hidup masing masing. Karena pada dasarnya, perilakumu dan perilaku aku takkan pernah bertemu pada titik sesuai.

Terima kasih, hingga saat ini kamu masih menempatkan aku pada posisi dimana aku selalu menjadi prioritasmu.
Terima kasih, di setiap perjalanan dan lika liku hidupmu selalu melibatkan aku.
Dan terima kasih, hingga saat ini kamu masih memperlakukan aku sama seperti waktu aku dan kamu menjadi kita.
Sungguh, perlakuanmu terhadapku membuatku sangat terasa teristimewakan.
Bagaimana tidak?
Aku tak merasakan perbedaan saat kita sudah menjadi aku dan kamu.
Aku tak pernah melabuhkan benci, sungguh.
Kamu mengajarkan aku banyak arti kehidupan, terutama tentang sebuah kesabaran dan perjuangan.
Bagaimanapun juga,
Kita pernah bahagia bersama,mengukir tawa dan cerita indah berdua.
Meskipun itu hanyalah kepingan dari masa lampau, tapi jujur. Aku masih memiliki sekeping rindu untuk sekedar mengingat hal hal itu.
Maaf, aku masih menyimpan rasa karna pada hakikatnya melupakan itu jauh lebih sulit dibanding menghadirkan rasa.
Maaf aku masih saja sekali kali rindu terhadap hal yang kita pernah lakukan berdua.
Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih.
Kamu pernah menjadi pelangi indah dalam perjalanan episode hidupku.
Maaf, sampai saat ini aku masih agresif dalam mengekspresikan rasa.
Karna dari hari dimana kita tak lagi menjadi kita hingga hari ini, aku masih ditudung nestapa.

-Humairah-

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Fathan pov.

Malam ini bebas.
Semua tugas tugasku sudah aku kerjakan tuntas di kampus tadi.
Aku duduk di atas kasur sambil meng-scroll beranda instagramku.
Bosan juga sih, biasanya malam malamku dipenuhi oleh tugas tugas dan sekarang mereka malah nggak ada.

Tiba tiba nama papa muncul di handphoneku. Papa memanggilku.

"Assalamualaikum papa."
Aku merindukan papa

"Walaikumsalam fathan, apa kabar nak?"

"Alhamdulillah baik pa, papa gimana? Papa gak boleh sibuk terus loh. Nanti papa sakit, kasihan mama kecapek an mijitin papa."
Papa terkekeh mendengarku.

"Ah, papa baik kok bang. Kuliahnya gimana?" Papa bertanya.

"Alhamdulillah lancar terus pa, doain cepat selesai ya."
Aku tersenyum

"Iya, jangan lama lama tamatnya. 4 tahun selesai pokoknya."
Aku mengamini didalam hati.

"Udah dulu ya, papa mau makan malam, assalamualaikum."
Papa menyudahi

"Walaikumsalam pa."
Papa memang seperti itu, menelfon hanya berdurasi 3 menit tapi lebih sering di bandingkan umi yang sesekali menelfon namun bisa menghabiskan waktu 3 jam.

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang