يَا رَسُولَ اللهِ: كَيْفَ حُبُّكَ لِي؟ قَالَ: كَعُقْدَةِ الْحَبْلِ فَكُنْتُ أَقُولُ: كَيْفَ الْعُقْدَةُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: فَيَقُولُ: هِيَ عَلَى حَالِهَا"Wahai Rasulullah, bagaimana rasa cintamu untukku? Beliau bersabda: Cintaku untukmu seperti ikatan tali. Maka akupun bertanya: Ikatan seperti apa itu wahai Rasulullah? Maka beliau menjawab: "Seperti ikatan tali yang takkan pernah lepas".
(HR. Abu Nu'aim Al-Asbahani dalam Hilyah Al-Aulia 2/44)
Fathan pov.
Aku terbangun saat aku merasakan ada pergerakan di sebelahku.
Aku melihat seorang perempuan yang memunggungiku.
Aku melihat ke arah jam di dinding kamarku.
Jam 16.45
Aku berfikir sejenak karena kesadaranku belum benar benar kembali
Jam 16 itu jam berapa ya.
Aku menghitung dari jam 12
13
14
15
16
Berarti jam 4 lewat 45 menit.
Ha? Jam 4?Aku tadu tertidur sebelum zuhur. Itu artinya aku melewatkan zuhur. Dan aisyah, aisyah juga sama sepertiku. Tak mungkin caca sholat tanpa membangunkanku.
Aku bergegas ke kamar mandi dan mengambul wudhu. Setelahnya aku kembali dan membangunkan caca.
"Sayang, bangun."
Aku menepuk pipinya pelan. Aku tak ingin membangunkannya dengan keras, karena caca akan sakit kepala jika di bangunkan dengan kerasCaca memberikan respon dengan sedikit bergerak tapi caca belum membuka matanya.
"Saayang, bangun. Udah setengah lima loh."Aku meletakkan tanganku yang dingin di atas dahi caca. Ternyata usahaku berhasil, caca membuka matanya perlahan.
"Sayang."
Aku memanggil caca yang masih menatapku. Ku rasa dia masih bingung memikirkan aku siapa. Sama seperti aku memikirkan jam 16 itu jam berapa."Udah masuk waktu zuhur ya bang?"
Caca menyingkirkan tanganku dari dahinya."Ashar aja udah lewat sayang. Ini udah jam setengah lima."
Mata caca membulat sempurna"Ketiduran kita bang?"
Disusul sesaat kemudian dia langsung duduk."Iya. Ayo cepat berwudhu."
Caca langsung bergegas dan mengambil wudhu.Setelahnya kami shalat, menjemput zuhur yang tertinggal dan di lanjutkan dengan ashar yang juga terlambat.
Selesai shalat.
"Bang, emangnya boleh ya kita jemput zuhur kek gini? Kan udah telat banget tuh?"
Caca protes."Kita kan emang bener bener ketiduran sayang. Nah, kalau seandainya tadi kita sempat bangun sebentar dan berniat mengundur waktu barulah kita berdosa. Kita kan emang benar benar ketiduran."
Aku menjelaskan kepada caca. Caca ber oo ria."Bang, makan yuk. Caca laper."
Aku melihat caca dengan ekspresi yang menurutku menggemaskan."Ya udah. Makanan yang tadi masih ada kan?"
Aku bertanya soal makanan yang belum sempat di makan."Masih bang. Kan tadi caca tutup?"
Aku mengangguk. Kemudian kami turun ke meja makan.Caca makan dengan sangat lahap. Seperti,
Seperti orang yang sudah lama tidak makan."Kok adek bisa kurus sih? Padahal makannya aja nafsu kek gini?"
Aku tak habis fikir."Hmm, caca jarang makan bang. Kalau nggak havva yang ngingetin lewat telfon, caca lupa kalau caca belum makan. Trus makanan yang di orderin havva juga sering caca kasih ke satpam depan."
Caca berbicara setelah mulutnya berhenti mengunyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...