26| Welcome Indonesia

448 40 6
                                    

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Perihal Lentera

Lentera tak membutuhkan cahaya,
sebab menerangi adalah inginnya.
Gulita adalah pencariannya,karena disanalah pelabuhannya untuk memancarkan cahaya rasa.

Kau adalah lentera dan aku adalah gulita.
Saling membutuhkan perihal cahaya.
Sinarmu takkan berarti tanpa gulita,
Dan gulita masih saja begitu tanpa cahaya.
Singkatnya,kita saling membutuhkan bukan?

Siapapun tak akan mengerti tentang 6 dan 15 adalah bagian dari 7 frasa penyesalan.
Tapi dari penyesalan itu lentera mampu menjadi penerang yang mampu menyilaukan cahaya rasa kepada sang gulita. Tapi siapa yang bisa menyangka bahwa sujud cinta telah bersemayam dalam mihrabnya.

-Author-

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Setelah selesai melaksanakan shalat tahiyyatul masjid, aku mengambil al qur'an kecilku dan mulai membacanya.
Pengajian akan dimulai sekitar 30 menit lagi. Masih ada banyak waktu bagiku untuk memuraja'ah hafalan hafalanku.
Setiap hari memang aku luangkan waktuku untuk memuraja'ah hafalan hafalanku.
Paling tidak 30 menit akan aku luangkan untuk itu.
Aku larut dalam hafalanku.

Seketika tentram dan damai menyelimuti seluruh tubuhku.
Sudah 2 tahun aku disini,
Perubahan perubahan kian aku rasakan.
Dan perubahan terbesar yang aku rasakan adalah aku sudah sempurna melupakan bang fathan serta tak lagi mengharapkan laki laki itu akan menjadi imamku seperti waktu aku di SMA.
Aku sudah ikhlas dengan takdir allah, apapun itu pasti sudah ada hikmah hikmah baik yang sudah di rancang Nya.

Disini aku juga sering bertemu dengan kak azzam karena dia sering menjadi pemateri dalam kultum maupun pengajian di pesantren kami.
Tidak ada canggung maupun dendam.
Semua berjalan seperti sebelum adanya lamaran kak azzam.
Aku bersyukur bahwa kami tetap baik baik saja.

"Assalamualaikum kak."
Aku menyudahi murajaahku.

"Walaikumsalam dik, ada apa?"
Aku didatangi adek yang berumur sekitaran 12 tahun

"Ustadzah novi minta kakak nemuin ustadzah di ruang utama kak."
Adek itu memberitahuku satu hal.

"Ooo, sekarang?"
Ada apa ya.

"Iya kak, ustadzah sudah nungguin kakak.
Permisi kak."
Ia pamit.

"Baik dek, terimakasih ya."
Aku berdiri dan membawa alqur'anku menuju ruang utama yang biasa dipakai oleh para ustadzah jika ada acara, tamu ataupun kepentingan kepentingan lainnya.

"Assalamualaikum."
Aku melihat ustdzah sedang berbicara dengan seseorang laki laki yang duduk dengan posisi membelakangi pintu masuk .
Disana juga ada beberapa santriwati untuk menemani ustadzah agar mereka tidak berdua.

"Walaikumsalam."
Laki laki tadi berbalik

"Abiii.."
Aku berhambur menemui abi kemudian menyalaminya.

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang