•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Teruslah berbuat baik.
Meski belum tentu dipertemukan dengan yang baik, kamu akan ditemukan oleh orang yang baik.
Teman menuju syurga
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Di dalam mobil saat menuju kerumah bang fathan, kami hanya diam saja.
Aku sudah mengatakan bahwa aku sudah tidak merasa canggung lagi dengan abang, namun saat ini aku diam bukan karena aku canggung, tapi aku terlalu capek.
Beberapa kali aku terantuk antuk kaca jendela karena sangat mengantuk."Tidurlah dek."
Aku masih dapat mendengar suara bang fathan menyuruhku tidur."Caca nggak ngantuk kok bang."
Bohongku. Bang fathan tertawa ringan."Terus kalau nggak ngantuk itu ngapain dong namanya."
Aku sudah tidak kuat lagi menahan mata yang terasa sangat berat ini.
Aku tertidur dengan posisi menyenderkan kepala ke jendela mobil.
Detik selanjutnya, aku hanya dapat mendengar suara klakson mobil didepan mobil bang fathan. Setelahnya gelap.Fathan pov.
Sejak memasuki mobil tadi, aku melihat mata caca sudah sangat sayu.
Tampaknya dia benar benar kelelahan dengan acara ini.
Aku tidak tega sebenarnya melihat caca dengan keadaan seperti ini.
Entahlah, aku terlalu sering nggak teganya sama caca.
Dari dulu waktu kami masih menjadi bocah kecil, aku akan melakukan apa saja untuknya agar dia selalu senang dan tidak menangis.
Hingga sekarang, aku masih seperti itu
Aku tidak tegaan kepada caca namun tegas kepada wanita lain.
Garis bawahi tegasnya ya, bukan keras.
Karena nabi tidak pernah mengajari untuk kasar kepada wanita.Saat didalam mobi, aku tidak mau mengganggu caca yang nampaknya sudah terbuai dengan rasa kantuknya.
Aku melihatnya beberapa kali terantuk ke kaca jendela mobil."Tidurlah dek,"
Aku menyuruhnya tidur karena aku yakin caca sudah sangat lelah saat ini"Caca nggak ngantuk kok bang."
Jawaban caca membuatku tertawa.
Karna sudah sangat jelas matanya sudah susah untuk dimelekkan, dia masih saja mengelak."Terus kalau nggak ngantuk itu ngapain ding namanya?"
Aku menggodanya.
Namun caca sudah tertidur dengan menyandarkan kepalanya ke kaca jendela mobil."Tidurlah dek. Semoga lelahmu menjadi lillah."
Aku yakin caca pasti sudah tidak mendengarkan ucapanku barusan.Perjalanan menuju 'rumah kami' masih akan memakan waktu sekitar 20 menit lagi.
Aku memutuskan untuk singgah disebuah suoer market guna membeli beberapa keperluan yang masih belum ada dirumah.
Aku menoleh kekiri, kulihat caca masih sibuk dengan aktivitas tidurnya.
Aku tersenyum dan tidak berniat sedikitpun mengganggu tidurnya.Riasan make up diwajah caca masih belum dihapus. Hanya saja baju yang digunakan waktu akad sudah digantinya dengan gamis santai.
Aku masih dapat melihat blush on tipis dipipinya.
Aku tersenyum memandang wajah perempuan yang baru berubah status beberapa jam yang lalu.
Aku merasakan tidak ada yang lebih indah dibandingkan rencana allah.
Meskipun aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah diturki, mungkin saja bukan lamaran azzam waktu itu diterima oleh caca. Namun, ternyata allah sudah menatur semuanya.
Aku bersyukur dalam hati berkali kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...