Hari ini aku diberikan kesempatan untuk bahagia
Mengakhiri luka
Menyudahi duka
-Aisyah humairah-
"mana aisyah?" saking terkejut dan senangnya aku karena fathan bangun, aku menjawab pertanyaannya tidak tepat waktu"ah, aisyah sedang shalat. Ada apa fathan?" aku tak menyadari apa yang aku ucapkan barusan
"beri aku minum. Aku haus sekali."
Cepat cepat aku memberikan air mineral yang terletak dinakas disamping tempat tidur fathan dan membantunya minum menggunakan sedotan karena fathan belum dibolehkan untuk duduk.Fathan menghabiskan separoh dari air mineral yang aku berikan.
"jika aisyah sudah selesai shalat, suruhlan dia kesini. Aku merindukannya."
Aku masih menganga menyaksikan keajaiban yang baru saja aku lihat dan aku alami sendiri.
Setelah mengatakan hal itu, fathan tertidur lagi"than? Fathan?" ternyata fathan tidur lagi. Ah, entah tidur entah apalah itu.
Aku cepat cepat mengambil ponselku dan menghubungi dokter hanif"ya havva?" aku tak tau harus bilang dari mana
"dokter, dokter. Fathan, itu fathan"
aku benar benar harus berkata apa"iya iya fathan. Fathan kenapa?"
kurasa dokter hanif juga merasakan deg deg an sama seperti yang aku rasakan"fathan bangun dokter, dokter fathan bangun. Kemarilah dokter, dokter kemarilah."
Bahkan aku mengulangi kalimat yang sama saat berbicara dengan dokter hanif.Dokter hanif tak mematikan telfonnya, terdengar jelas dia berlari dan aku sudah memastikan dia berlari kearahku dan juga fathan.
"assalamualaikum." Benar saja, dokter hanif datang cepat sekali. Dia memandang kearahku dan juga kearah fathan secara bergantian
"dia bilang apa?" dokter hanif terlihat ngos ngosan.
Pikirku dia baru saja berlari sekencang kencangnya"dia meminta minum kepadaku." Aku menunjukkan sisa air mineral yang baru saja diminumnya
"ah. Terus, dia bilang apa lagi?" dokter hanif benar benar kehilangan wibawanya saat ini. Rambut yang selalu rapi terlihat acak acakan karena baru saja berlari, aku menahan tawa
"dia menanyakan istrinya." Aku menjawab pertanyaannya
"istri?" dokter hanif terlihat bingung
"dia sudah memiliki istri?" dokter hanif melanjutkan pertanyaannya
Aku mengangguk cepat."biar aku periksa dia." Dokter hanif men-cek keadaan fathan.
"havva." aku menoleh saat dipanggilnya
"inilah kenapa aku percaya bahwa allah itu ada bersama kita disaat kita membantu orang lain dalam konteks kebaikan."
Aku mengerenyitkan dahiku. Aku tak mengerti"memangnya fathan kenapa dok?" aku bertanya
"fathan sudah normal dan bisa dikatakan 80 persen sembuh havva."
aku membelalakkan mataku. Sevepat itukah?"dokter sedang tidak bercanda bukan?" aku memastikan
"kapan kau lihat aku bercanda havva?"
aku sujud syukur begitu juga dengan dokter hanif.Memang aku dan dokter haniflah yang menangani fathan selama fathan di ruangan ICU. Itupun aku memintanya dua kali untuk membantuku menangani sepupuku yang menyebalkan ini.
Akhirnya dokter hanif mau membantuku setelah melihatku menangis diruanganku karena aku merasa sudah buntu dan tak tau lagi harus meminta bantuan kepada siapapun dan dia datang untuk mengantarkan berkas berkas yang bersangkutan denganku.
mulai dari hari itu kami adalah sebuah tim yang bertanggung jawab dengan kondisi dan perkembangan fathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Menuju Syurga (END)
Teen FictionSelamat Membaca. COMPLETED !!!!!! ✔ (🔜 Revisi) Aku ingin menjadi seseorang yang membuatmu bahagia di tahun tahun mendatang. Saat kau duduk menikmati hujan dibalik kaca yang berembun seperti yang pernah kita lalui berdua, aku ingin menjadi kopi yang...