9| Beasiswa

574 57 2
                                    

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Kelak pada senja yang indah aku akan menemanimu dengan setia. Kala itu akan aku manfaatkan waktu yang sebentar itu untuk mengkolaborasikan senyummu dengan indahnya senja. Karna aku tau tak banyak waktu untuk kita berdua. Saat itu tidak ada lagi jarak yang membuat kita resah. Pun puas bercengkrama karna sudahh lama tak bersua.*

Muhammad Fathan Al Zikri

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Fathan pov :

Tiga  minggu semenjak kejadian bertemu dengan caca, aku sudah tidak terlalu memikirkannnya lagi.
Aku kembali fokus pada apa yang seharusnya aku kerjakan karna aku sudah berniat akan kembali kapada caca pada waktu yang telah ditetapkan oleh allah.
Bukannya mendahului takdir, kita tidak tau bukan siapa jodoh kita.
Aku hanya tidak mau terus terusan berada didekat orang yang aku suka dan itu bukan mahramku.
Aku tak sanggup terus terusan merasakan getaran getaran didalam hatiku meskipun pembawaanku biasa saja.
Aku tidak ingin merasakan hal seperti ini sebelum waktunya. Makanya aku berusaha pergi untuk pulang kembali.

Bulan besok adalah Ujian Nasional.
Atau bisa dikatakan ujian akhir.
Dan hari ini adalah hari dimana pengumuman beasiswa ke turki diumumkan. Awalnya aku tak berminat untuk mengikuti beasiswa ini.
Karena meskipun diturki juga penduduk muslimnya lumayan, aku lebih memilih untuk kuliah di mesir. Tapi aku juga tidak bisa menolak saat papa memintaku untuk mengikutinya.

Perlu pembaca tau, papa sangat menyuruhku untuk mengambil jurusan yang berkaitan dengan bisnis karena aku disuruh untuk mewarisi bisnisnya.
Ya siapa lagi kalau bukan aku karna aku adalah anak satu satunya.
Aku tidak akan membantah permintaan papa karna memperturutkan egoku sendiri.

Menurutku, jika dalam suatu keadaan kita dihadapkan pada pilihan ingin melanjutkan apa yang kita inginkan dengan permintaan orang tua, lebih baik memilih permintaan orang tua.
Karena pasti orang tua sudah memikirkan baik buruknya untuk anak mereka.
Orang tua mana yang ingin merugikan anaknya.

Selain itu, kita masih bisa melanjutkan mimpi kita pada jenjang selanjutnya. S2 misalnya. Tapi itu menurutku sih.
Mungkin karna aku terlalu perasa orangnya.

Pengumumannya akan di tempelkan di mading sekolah nanti pada jam 11 siang.
Sekarang masih jam 10, lagipun jikalau tidak lulus papa tetap akan menguliahkanku diturki dengan jalur mandiri.

Hari ini memang untuk kelas 12 tidak ada proses pembelajaran.
Usbn telah berlalu dan kami hanya di berikan pembekalan menghadapi ujian nasional. Kelasku berakhir pada pukul 10 karna guru matematika tidak datang. Karena tidak mau kecewa dengan hasil pengumuman beasiswa nanti, aku memilih untuk kembali keasrama. Aku membaringkan tubuhku diatas dipan dan mekukan pijatan pijatan halus di pelipisku. Bermohon kepada allah supaya allah memberikan yang terbaik nantinya. Sekitar 15 menit aku memijit2 pelipis, aku pun tertidur.

"Eh,buruan tengok."
"Ayo ayo."
"Weeeh,cepetan dikit doong. Ah,gimana sih." Suara gaduh diluar kamar membuatku terbangun.

"Anshar, ada apaan ribut ribut diluar?"
Aku bertanya kepada anshar, teman sekamarku.

"Ooh, pengumuman beasiswa. Lo daftar kan? Buruan tengok gih. Anak asrama nggak ada yang jebol yang udah tengok gak ada yang jebol." Anshar terkekeh.
Dia santai karena dia tidak ikut mendaftarkan diri di beasiswa.
Aku melirik kearloji ditanganku. Astaghfirullah,aku ketiduran.
Aku berjalan dengan tempo yang sedikit cepat kearah mading, disana tidak ada lagi keramaian. Aku hanya melihat dua orang perempuan yang sedang berdiri disana.

Teman Menuju Syurga (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang