Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
– – – – ——— – – – – – ——— –
Brak!!!
Lagi, seakan semesta mengutuknya. Memberinya ribuan cambuk tanpa ampun di tiap putaran harinya. Merenggut suatu bahagia. Lantas menanam lipatan lara pada hatinya.
Ini kesekian kalinya, pertemuan punggung rapuh dengan salah satu sisi loker menimbulkan suara yang mampu menginterupsi lantunan bel penanda istirahat sekolah. Satu makhluk Tuhan dengan paras rupawan kini tengah dihadapkan dengan tiga gadis——bukan, lebih tepatnya tiga anak orang-orang terpandang yang rakus kekuasaan di salah satu SMA swasta ternama.
Lalu pada detik ini seorang gadis tengah menunduk, menenggelamkan rautnya dalam balutan surai panjang nan legam. Ini adalah pemandangan biasa bagi puluhan siswa kelas 3—2. Juga perlakuan biasa yang sering diterima oleh gadis itu.
"Hei, Choi Jisu!"
Salah satu gadis berucap dengan tangannya yang berhasil menarik paksa rambut panjang lawannya hingga membuat siswi berasma Choi Jisu itu mendongakkan kepala.
Rautnya masih saja tenang, bahkan maniknya terus menatap Jeong Yena—gadis bersurai gelombang yang kini dengan senang hati senantiasa mencengkeram rambut Jisu.
"Ini hari ulang tahunmu, tapi kenapa kau menolak untuk mentraktirku?" ucap Yena.
"Ya, mentraktir kami!" imbuh gadis lain—Park Shinyoung, seraya menunjuk dirinya dan Lee Yeso.
"Apa uangnya habis untuk berjudi ayahmu? eoh?"
Provokasi Yena benar-benar enggan Jisu tanggapi. Terbukti dengan dirinya yang masih saja bungkam. Segala celotehan bertuan satan itu tak pantas diambil hati.
"Percuma saja, dia bisu. Ambil saja uangnya dan kita pergi makan," Yeso pun berkata.
Sedang Yena berdecih sebelum akhirnya merampas semua uang di saku Jisu. "Thank's, idiot."
Lantas ketiganya melangkah meninggalkan kelas. Sementara Jisu menatap kepergiannya sebelum merapikan rambut dan seragamnnya sembari kembali ke tempat duduk.
━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗
ʷᵉˡᶜᵒᵐᵉ ᵗᵒ my new story, hope you enjoy this story.
