Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam suasana remang di bilik kamarnya, gadis itu hendak menutup tirai jendela. Tetapi arah pandangnya berhenti sejenak, pada bilik kamar lain di seberang. Detik berikutnya memoar memutar adegan dimana lelaki yang berperan sebagai tetangganya itu memberikan sebungkus makanan manis kesukaan Jisu.
Begitu kembali duduk di meja belajar, Jisu mengambil gummy bears. Lantas membukanya untuk pertama kali dan mengambil satu untuk ia suapkan di mulut.
Sembari mengunyah, Jisu menatap detail gambar pada bungkus plastik itu. Kemudian tiba-tiba teringat akan kelakuannya yang dapat dikatakan buruk kepada gadis yang bersama Soobin kala membeli permen tersebut.
Namun, putaran memoru merambat pada adegan lain. Dimana ia menjadi bingung kenapa harus merasa begitu ketakutan setelah terjebak di toilet.
Lamunan Jisu pun diakhiri oleh getar ponsel yang menginterupsi.
"Halo?" ucapnya mengawali.
"Jisu-ya kau tak apa?"
"Tidak apa, kenapa?"
"Kau tidak membalas pesanku."
Jisu pun menatap ruang notifikasi pada ponsel dan melihat beberapa pesan dari orang yang sama, Kim Taehyung.
"Ah maaf, sepertinya aku terlalu memikirkan ujianku. Maaf."
Wah aku benar-benar pembohong, batin Jisu.
"Begitu ya. Syukurlah jika kau tak apa."
Dan hening terjadi beberapa saat. Jisu sungguh tak tahu harus berkata apa. Ia sangat jarang berbicara banyak hal pada orang lain.
"Bagaimana ujianmu?"
"Seperti biasa."
"Jangan terlalu memaksakan dirimu, Jisu-ya."
"Nde, araseo. Kakak kapan kembali?"
"Besok. Besok aku kembali. Kau mau kubawakan sesuatu?"
"Tidak, tidak perlu. Cukup kembalilah dengan selamat."
"Baiklah. Sekarang sudah malam, istirahatlah."
"Selamat malam."
Percakapan usai. Tidak ada yang spesial, dan mungkin jadi tak akan pernah ada.
Tak apa.
Toh Jisu sendiri juga tak mengharapkan segala bentuk bualan manis belaka.
