O4🌷

1.3K 241 1
                                    

Putaran hari berlangsung seperti biasa, beriring gerak jarum jam yang berlagak tanpa kebosanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putaran hari berlangsung seperti biasa, beriring gerak jarum jam yang berlagak tanpa kebosanan. Pagi menyapa bersama sang surya dari ufuk timur semesta. Sedang di dalam rumahnya Jisu telah berbalut seragam, berada di dapur untuk sekadar menyiapkan sarapan.

Tepat usai meletakkan beberapa mangkuk di meja, ia melihat ayahnya keluar dari kamar.

"Semalam ayah pulang jam berapa?" tanya Jisu ketika sang ayah membuka lemari es yang tak jauh darinya.

"Bukan urusanmu," jawaban pria itu selalu saja terkesan dingin. Begitu kaku dan tajam hingga tak jarang berhasil menusuk relung hati putri semata wayangnya.

Jisu pun memilih untuk tidak melanjutkan percakapan. Karena ia sudah yakin ayahnya pulang dini hari dan dalam keadaan mabuk, sebab bau alkohol masih bercokol di seluruh badan pria itu.

Jisu melepas apronnya dan menarik kursi untuk makan. Namun, lagi-lagi ayahnya tidak melakukan hal yang sama. Usai menegak sekaleng bir, pria itu melangkah menuju pintu keluar.

"Ayah mau kemana?" tanya Jisu.

"Ck! Mencari uang, memangnya kau mau berhenti sekolah?" jawaban sarkas itu diikuti debuman pintu yang menenggelamkan presensi ayah Jisu.

Lantas selera makan Jisu perlahan lenyap. Tangannya kembali melepas segala alat makan. Ia pun mengambil tas lalu bersiap ke sekolah.

Usai mengunci pintu ia melangkah keluar dari gerbang rumahnya. Di sanalah pandangannya kembali bertemu dengan pemuda Choi. Mereka sama-sama hendak ke sekolah, namun dengan seragam yang berbeda, juga arah yang berbeda pula.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang