Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maafkan aku."
Kalimat dengan nada penyesalan itu terlontar kala sang gadis berada di dekat mobil prianya.
Namun, belum ada respon dari lelaki yang berjalan menuju samping pintu kendaraan.
"Kakak, aku minta maaf."
Lagi, Jisu mengulangnya. Berharap kali ini sungguh mendapat balasan. Ia terus menatap Taehyung yang kini bergeming di seberang mobil.
"Masuklah," satu ucapan singkat dari Taehyung.
Dia menatap Jisu dengan wajah tenangnya.
Memang tidak terlihat marah, tapi Jisu yakin ia telah mengecewakan prianya.
Sepanjang perjalanan, atmosfer dalam mobil itu terasa lebih dingin. Tak ada sepatah katapun yang menghangatkan. Keduanya diam. Jisu terlalu takut jika salah berucap lagi.
Pada akhir kilometer tujuan, kendaraan hitam itu berhenti. Tetapi Jisu belum beranjak, bahkan belum melepas seatbeltnya. Ia masih menunduk. Berpikir jika hal ini harus segera diluruskan.
"Jeongmal mianhae, oppa."
Permintaan maaf ketiga, Jisu sungguh khawatir dengan balasannya. Ia memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya yang ternyata masih menghadap urus ke depan.
"Ternyata kau belum menerima pertunangannya, ya."
"Bukan begitu——"
"Gwaenchana,"
Ah, kini hati Jisu yang terasa aneh. Seperti terpatuk oleh ucapan Taehyung. Dan ia kembali merasa bersalah. Bahkan ia langsung menunduk sebab matanya entah kenapa mulai memanas.
Detik selanjutnya, hal tak terduga terjadi pada sang gadis dimana usapan hangat ia dapat di puncak kepalanya.
"Jinjja gwaenchana," imbuh Taehyung sebelum kembali menarik tangannya.
"Besok aku akan ke Jepang untuk menghadiri pertemuan dengan klien. Hanya tiga hari.
Kau, jagalah dirimu baik-baik dan rajinlah belajar untuk ujianmu."
Jisu pun mengangguk kala Taehyung selesai bicara. "Aku akan turun, selamat malam," ucapnya kemudian.
Ikuti saja pernyataan Taehyung. Percaya pada kalimatnya. Lupakan segala bentuk salah paham yang ada.
