37🌷

486 95 1
                                    

Kala malam tiba——untuk kesekian kalinya gadis itu diseret untuk mengikuti kemauan sang pria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala malam tiba——untuk kesekian kalinya gadis itu diseret untuk mengikuti kemauan sang pria.

Ah, tunggu, itu juga kemauan orang tuanya.

Entah sampai kapan ia harus bermain sandiwara berdamai dengan pria yang dijodohkan dengannya guna menjaga ikatan ia dengan kedua orang tua.

Lantas kini ia yang baru saja mengakhiri les tambahan harus duduk di sebuah kafe bersama———


gurunya.

Bukan! Tunangannya. Ah sekarang bisa disebut begitu. Meski hati Yena masih saja mengelaknya.

Seringkali ia memantapkan diri untuk bisa pisah dengan pria itu tapi dalih yang kuat pun belum ia pikirkan. Hingga sejauh ini pun dirinya masih mengikuti arus begitu saja.

"Yena-ya, bisa kau berhenti merisak temanmu itu?" ucap Park Jimin ketika memotong steak yang dipesannya.

Gadis berjaket yang tengah memainkan sedotannya itu berdecih pelan. "Aku tidak merisaknya. Lagi pula apa yang kukatakan benar, dia dijodohkan dengan pria tua hidung belang."

"Mwo?!" hampir saja Jimin tersedak makanannya sebab mendengar perkataan Yena. Usai berhasil menelannya Jimin malah tertawa hingga mata sipitnya tenggelam.

Sedang Yena merutuk pelan——menganggap Park Jimin sudah gila.

"Pria tua hidung belang? Kim Taehyung kau sebut begitu? Dia bahkan lebih muda dariku," imbuh Jimin kemudian.

Yena terdiam. Sejatinya selama ini ia memang hanya menerka-nerka. Bahkan sekalipun belum pernah melihat bagaimana rupa tunangan Jisu. Dan juga tak ada niat untuk mencari tahunya.

"Ah molla-molla! Yang jelas dia bukan temanku!" ucapan sarkas gadis itu pun kembali menguar di telinga Jimin.

"Lalu sampai kapan kau berbuat seperti itu?"

"Bukan urusanmu."

"Sebenarnya apa alasanmu berbuat begitu?"

"Bukan urusanmu."

Dan dentingan alat makan Jimin beradu dengan piringnya. Ia pun menatap Yena——menelisik keseriusan akan jawaban gadis itu.

"Mwo?" celetuk Yena seakan menantang pria di hadapannya.

Sementara Jimin hanya mendengus pelan sebelum kembali meraih garpu dan pisaunya.

Mungkin jadi apa yang ia pikirkan adalah betapa sulitnya mengendalikan gadis SMA yang harus menjadi pasangannya.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang