93🌷

191 35 12
                                        

"Lama tak jumpa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama tak jumpa. . .

Jisu-ya."

Revolusi bumi kesekian hari. Kenapa juga kartu tarot yang jatuh tak kunjung berganti? Manabila semesta membisikkan cara mengubahnya, mungkin jadi apapun itu Jisu akan lakukan.

Senin pagi, masih terlalu dini untuk sekadar mengacak suasana hati gadis itu. Terlebih, pada hari pertama kembali ke sekolah.

Benar-benar, rasanya ingin segera melepas almamater gedung itu.

Seluruh makhluk 3——2 senantiasa abai pada diorama yang teranggap biasa. Pada gadis malang yang teranggap lazim dihina.

"Ya, diamlah. Ayo coba make up yang baru kubeli."

Detik ini, tercekallah sudah kedua tangan Jisu di balik kursinya. Berdasar ucapan Yeso, sudah jelas apa yang terjadi.

Bibir malisnya telah terwarna merah terang. Terlewat garis, ah sudahlah. Aktivitas lain, pengulasan eye shadow. Gradasi merah dan biru. Ungu jadinya, Shinyoung biarkan.

"Ya!"

Teriakan seseorang. Tidak asing, kecuali manuver berikutnya——siapa sangka.

Berjalan dari ambang pintu, Jeong Yena mendekat pada tiga gadis di sudut kelas. Sungguh siapapun ternganga melihat ulah Yena yang melepas kain gingham pattern di pergelangan musuhnya. Arkian, sebuah tarikan membawa Jisu melangkah keluar kelas.

Apa lagi sekarang?

Si pemimpin ingin menangani sendiri?

Ingin menikmati yang lebih parah ya?

Baiklah, memang begitu harusnya.

Pasrah. Di antara langkah cepatnya, Jisu mendengus. Meski debarannya menggebu, siapkan diri saja pikir Jisu.

Turbulensi berikut menghentikan laju. Area taman belakang, mereka diam. Prasangka meleset, sebab si pemimpin tak kunjung beraksi.

Sekarang boleh Jisu simpulkan sebagai maksud lain?

"Gomawo," ujarnya. Kemudian berlalu melewati Yena untuk berbenah.

"Mianhae," sahutan pada balik badan Jisu.

Manik Jisu membulat. Wahai siang, Jisu tak salah dengar, bukan?

Pembalikkan badan bersamaan, keduanya langsung bertemu pandang.

"Kenapa. . .tiba-tiba?"

"Maafkan aku. . .

untuk semuanya."

Masih tak habis pikir, Jisu sampai mengerutkan dahinya. Belum juga mendapat kejelasan, gadis bersurai gelombang itu meninggalkan tempat. Meninggalkan Jisu dengan seribu tanyanya.

Bisakah Jisu percaya ini?

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

ᵉ⁻⁷

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang