Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dihirupnya udara Tokyo dengan segala eksistensinya. Pemandangan nan epik disuguhkan melalui jendela maha megah dari lantai kesebelas hotel mewah.
Seseorang berdiri di sana. Menghadap hamparan kota dengan secangkir kopi yang tak berkepul lagi.
Kim Taehyung——setelan jas telah membalutnya dengan rapi. Ini beberapa menit sebelum jadwal pertemuan dengan klien. Namun, pria itu masih tetap bergeming di tempat.
Manik kecoklatannya seakan terpatri pada satu objek di luar sana, tetapi hal itu malah menjelaskan tentang pikirannya yang terbang entah ke mana.
Kedipan mata berikutnya menyadarkan Taehyung dari lamunan. Ia pun merogoh saku guna menemukan ponsel.
Satu panggilan ditujukan pada satu nomor bertajuk Choi Jisu. Detik kesekian bertalu nada sambung yang berujar, Taehyung tidak mendapat jawaban.
Hendak mengulang, sebuah ketukan pada pintu menginterupsi. Dan seseorang masuk usai dipersilakan.
"Sajang-nim, pertemuannya akan segera dimulai."
Begitu warta yang disampaikan sekretaris Taehyung.
"Ah iya, aku akan segera pergi," balasnya.
Memberi hormat, pria yang lebih muda dari atasannya itu kemudian melangkah keluar. Sedang Taehyung masih berkutat dengan ponselnya. Kali ini ia mengetikkan satu kalimat.
|Jisu-ya, berjuanglah untuk ujian hari ini.
Lantas terkirim pada tajuk yang sama. Dan tanpa menunggu jawaban Taehyung meletakkan kopinya——memeriksa ulang penampilannya sebelum keluar dari ruangan.
