17🌷

729 167 4
                                    

Usai memungut buku yang telah terbelah, gadis itu pergi meninggalkan ruangan sesak penuh siksa yang sering disebut kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai memungut buku yang telah terbelah, gadis itu pergi meninggalkan ruangan sesak penuh siksa yang sering disebut kelas. Hingga kala ini, Jisu bergeming di perpustakaan. Mencoba melapangkan diri untuk menahan segala beban dalam hidupnya.

———sampai mati kau hanya melayani suami tuamu.

Ucapan itu kembali berputar dalam kepala Jisu. Itu sangat menganggu, bahkan telah menghentikan gerak menulis Jisu. Melepas pena, ia mengusap wajahnya frustasi. Dan satu hal baru terpikirkan olehnya——dengan menikah, apa itu artinya ia tak bisa kuliah? Padahal itu satu-satunya impian yang ia punya.

"Kau tidak kembali? Sebentar lagi bel berbunyi," suara pemuda itu membuat Jisu membuka mata dan menoleh, di sana Kang Taehyun berdiri.

"Ah aku akan kembali, terima kasih," ucap Jisu seraya berberes.

Lantas ia melangkah ke kelas dan mengakhirinya di dekat sebuah bangku yang kini telah dipenuhi berbagai kapur warna.

/selamat menempuh hidup baru/

/layani suamimu dengan baik/

/layani suami tuamu sampai mati/

/kuingatkan, kau hanya akan diselingkuhi/

/selamat menikah dengan pria tua hidung belang/

Ini benar-benar sebuah gebrakan bagi Jisu. Semua orang di ruang itu sungguh bukan rekannya. Semuanya menjadi orang keji yang Jisu yakini adalah hasil hasutan tiga gadis itu.

Sekuat tenaga ia menahan sesak di dada, menahan basahnya mata yang kian memaksa turunnya buliran air. Lantas dengan pandangan mengabur Jisu berusaha membersihkan coretan itu dengan tisu basah miliknya——ditengah desas-desus juga gelak tawa dalam ruangan.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang