18🌷

745 159 6
                                    

"Jisu-ya, kemarilah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jisu-ya, kemarilah."

Sebuah panggilan dari wanita dewasa menyadarkan gadis yang sejak beberapa menit lalu mematung seraya menatap para taruna yang tengah berkelompok di balkon rumah Soobin.

Meski ingin, namun Jisu tahu hari sudah malam, sedang dia harus fokus belajar di rumah. Lantas gadis tersebut kini hanya memberi hormat sebelum menghilang di balik pintu bernuansa putih itu.

"Ada apa dengan Jisu?

Soobin-ah kau tidak mengkhawatirkannya?" tanya sang ibu pada putranya.

"Kenapa aku?"

"Hh, lupakan saja. Semuanya makanlah ini," wanita itu pun meletakkan beberapa camilan di tengah teman-teman putranya yang kini kompak berucap terima kasih.

"Tadi siang dia menangis sendirian," tanpa aba salah satu dari lima pemuda itu berucap--dia Kang Taehyun.

"Kenapa?" tanya Choi Yeonjun——rekan mereka——seraya mengunyah makanannya.

"Tidak tahu, sepertinya anak-anak mengganggunya," jawab Taehyun.

"Masih ada perbuatan seperti itu?" sahut Hueningkai——pemuda berdarah campuran itu.

"Ah, dia tidak sampai menangis. Matanya hanya berkaca-kaca," imbuh Taehyun kemudian.

"Wah, gadis yang tangguh," Choi Beomgyu berceletuk sembari mengupas sebuah pisang.

Sedang satu pemuda lagi hanya diam mendengarkan. Menerima segala informasi yang datang tanpa harus ia minta. Bergulat sendiri dengan segala asumsi yang menyarang dalam kepalanya. Lantas arah pandangnya berganti, pada sebuah jendela rumah sang gadis yang masih terlihat terang. Entah apa yang tengah pemuda Choi pikirkan.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang