21🌷

713 150 0
                                    

Pada perpotongan hari ini, bolehkah Jisu melayangkan asanya? Berharap ia dapat menyantap makan siangnya dengan nyaman di kantin sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada perpotongan hari ini, bolehkah Jisu melayangkan asanya? Berharap ia dapat menyantap makan siangnya dengan nyaman di kantin sekolah.

Usai mengambil nampan ia bergabung pada sebuah antrian yang tak begitu panjang. Setelah mendapat porsinya, Jisu memilih sebuah bangku kosong disalah satu sisi ruangan.

Sesendok nasi dan beberapa lauk tersuap dengan baik, terkunyah dengan teratur, dan tertelan tanpa halangan. Ya, itu sebelum semangkuk sup tertuang pada seluruh jatah makanan di nampan Jisu.

"Boleh kami bergabung, nona bodoh?" ucap Yena yang baru saja selesai menuang supnya.

Sementara Shinyoung dan Yeso telah duduk di seberang Jisu.

Lagi-lagi Jisu harus menahan amarahnya. Ia tahu ini akan lebih menyenangkan bagi mereka jika ia melawan di tengah banyaknya manik obsidian. Dan hal itu tentu hanya akan mempermalukan dirinya.

Opsi terakhir adalah abai dan pergi. Lagipula nafsu makannya telah hilang, sedang makanananya sudah berantakan.

Jisu pun bangkit, membawa nampan untuk dikembalikan. Namun semesta kembali mengucap sihir kutukannya. Langkah tenangnya terpalang kaki Yena. Arkian, Jisu tersungkur di lantai. Dan jangan lupakan seluruh makanan di tangan Jisu yang telah tumpah, bahkan sebagian yang berkuah terciprat pada wajah dan seragam gadis itu.

Menangis atau berteriak, sebenarnya banyak pilihan untuk Jisu saat ini. Lantas di tengah keriuhan suasana, juga beberapa gelak tawa, Jisu memilih menguatkan hati.

Sekali lagi,

untuk kali ini saja,

semoga ia dibiarkan pergi sendiri. Untuk menata diri dan juga hati.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang