31🌷

561 123 2
                                    

"YA!!! Siapa yang mengambil catatanku?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"YA!!! Siapa yang mengambil catatanku?!"

Kalimatnya berhasil mengejutkan seisi kelas. Jeong Yena berteriak usai mengacak segala yang ia temui di kelas guna mencari bukunya yang hilang.

Sedang siswa yang lain memadati tepian ruangan sembari bergumam bahwa mereka tidak mengambilnya.

Memasuki pekan ujian tak heran membuat banyak pelajar bekerja keras untuk mempersipkan diri. Bahkan tak jarang membuat mereka lebih sensitif menghadapi persaingan.

Tak jauh beda dengan Jisu. Ia yang sedari tadi menghadap buku di tempatnya, kini beranjak keluar. Ketenangannya benar-benar tidak tersisa di ruang kelas itu. Jisu pergi, mungkin jadi membawa bukunya ke perpustakaan.

Namun sayang, pergerakan itu disalahartikan. Utamanya oleh Yena. Pandangannya menatap tajam pada gadis yang telah melewati pintu keluar.

"Ya!!"

Tanpa aba Yena mengambil langkah kasar untuk mengikuti Jisu. Begitu terkejar, ia segera meraih lengan gadis itu agar berhenti.

"Kau mengambil catatanku?!" tukas Yena.

Tanpa ragu Jisu menjawab tidak. Sebab seperti itulah nyatanya. Gadis itu pun kembali berbalik untuk melanjutkan langkahnya pergi. 

Bukan Yena namanya jika percaya begitu saja.

"Ikut aku!" ia mencengkeram lengan Jisu dan membawanya memasuki toilet.

Beberapa siswa di dalam bilik itu segera keluar usai melihat keduanya. Lantas Yena menghempaskan Jisu hingga sang gadis menghantam salah satu sisi dinding. Bahkan sekarang semua barang bawaannya berserakan di lantai.

Yena mengacak beberapa buku itu dan tetap tidak menemukan miliknya.

"Dimana kau sembunyikan bukuku?" ia masih saja menukas.

"Sudah kubilang, aku ti—"

"Pembohong!"

Sudah dituduh kini Jisu harus merasakan sakitnya menghantam pintu bilik toilet. Sebab dorongan Yena membuatnya kualahan.

Jisu telah tersungkur di dalamnya.

Detik berikutnya seluruh tubuhnya basah oleh air yang terguyur dari sebuah ember di tangan Yena.

Benda itu pun terbanting begitu saja di hadapan Jisu yang sekuat tenaga mengambil napas di tengah kuyupnya tiap inci wajah.

Lantas suara pintu terkunci menjadi nada kecil terakhir yang masuk pendengaran Jisu.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang