25🌷

684 137 0
                                    

Kegiatan belajar mengajar kelas 3—2 sampai pada giliran seni melukis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kegiatan belajar mengajar kelas 3—2 sampai pada giliran seni melukis. Kali ini Jisu harus menjadi poin dari lukisan teman-teman sekelasnya.

Ah, teman ya? Sebut saja begitu.

Sementara sang guru meninggalkan mereka, sebab ada hal penting yang harus ia lakukan di ruangannya. Seisi kelas telah dipesan agar melakukan tugas dengan baik, itu artinya tidak ada yang namanya bermain-main.

Namun, segala makhluk dunia juga tahu bahwa itu tidak berlaku pada Yena dan dua pengikutnya.

"Nona model, setidaknya kau harus lebih cantik untuk kami lukis," ucap Jeong Yena sembari menghampiri Jisu.

"Teman-teman," imbuhnya sebagai titah bagi Shinyoung dan Yeso untuk menahan Jisu yang bisa saja berusaha melawan.

Sedang Yena melanjutkan aksinya——mengoleskan segala cairan kental berwarna pada setiap bagian bagian wajah Jisu.

"Henti——" Jisu hendak berkata. Namun sayang cat itu dihiaskan melewati bibirnya, hingga membuat ia harus mengatup agar tidak termakan.

Tidak bisa. Jisu tidak bisa lepas dari permainan Yena. Tiga lawan satu, siapapun tahu itu tidak adil. Tapi apa daya, siswa yang lain malah bersikap seolah tidak melihatnya. Tentu saja, siapapun enggan mencari masalah dengan Yena. Enggan menjadi korban permainan Yena.

Sementara Jisu rasanya ingin menyerah saja menghadapi ini. Lantas berikutnya cekalan pada kedua tangan Jisu melonggar, bahkan lepas. Ah, permainannya berakhir. Tentu begitu memuaskan di mata Yena, sebab kini keadaan Jisu telah kacau.

Segala tatanan pada diri Jisu benar-benar berantakan. Ia pun tak tahan lagi mendengar cercaan, canda tawa, dan kelakar yang ditujukan padanya.

Jisu pergi, keluar ruang seni menuju toilet di ujung koridor.

"Di mana Choi Jisu?" guru pengampu seni tiba-tiba kembali ke ruangan. Namun tidak sempat berpapasan dengan gadis malang itu.

Kala murid lain tak tau hendak berkata apa, dengan santainya Yena berucap. "Ssaem, dia pergi begitu saja sebelum kami lukis."

"Benarkah? Ish anak itu," sahut pria jangkung itu.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang