57🌷

379 81 1
                                    

Bruk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk!

Gadis itu tersungkur, pada dasaran berplester dengan partikel debu di atasnya. Siapa lagi jika bukan Choi Jisu. Hari masih pagi, ia baru saja sampai di sekolah. Namun, kenapa kesialan harus menimpa dirinya?

Langkah yang tadinya tenang harus terputus oleh dorongan dari Jeong Yena. Mungkin bisa disebut tidak sengaja, sebab gadis itu tengah bergurau dengan dua pengikutnya. Tetapi tetap saja hal itu berjebah. Terlebih dengan tidak adanya maaf atau uluran bantuan.

Sebagian besar siswa yang lewat hanya menatapnya dengan simpati yang berlebihan. Juga bisikan yang sia-sia dikumandangkan.

Sedang kala Jisu hendak bangkit satu uluran tangan ada di hadapannya. Begitu mendongak, Ryujin di sana. Berniat menggapai, tetapi tubuh Jisu malah bergerak dengan tujuan lain. Ia melangkah pergi——meninggalkan Ryujin.

Ah, sebenarnya ada apa dengan Jisu?

Putaran jam-jam berikutnya. Selesai dengan ujian pertama, Jisu hendak belajar di perpustakaan. Ketika di depan kelas ia menabrak seseorang. Begitu menatap, lagi-lagi Ryujin di sana.

"Gwaenchana?"

Belum sempat menjawab Jisu kembali meninggalkan gadis itu.



Jam terakhir——selesai dengan semua ujian hari ini——Jisu mau tak mau harus ke toilet sebab tak kuasa lagi. Ketika selesai, ia hendak keluar dengan cepat. Tetapi seseorang yang bercakap di luar bilik suaranya tak asing di telinga Jisu.

Shin Ryujin, benarkah itu?

Ah aku sangat malu jika harus bertemu dengannya lagi.

Sejemang Jisu malah berperang dengan asumsinya. Sembari tanpa sengaja mendengar segala canda gurau Ryujin dan kawannya.

Kenapa ini sangat menggangguku?!

Batin Jisu tidak tenang.

Lantas tanpa berpikir apapun lagi Jisu keluar. Kali ini langkahnya tak langsung pergi begitu saja. Usai menatap Ryujin yang juga memandangnya, Jisu membungkuk.

Ya, dia melakukan itu sejenak. Lalu menegakkan tubuh dan berkata, "Maafkan aku."

Mendengarnya Ryujin malah kembali dibuat bingung.

"Maaf dan terima kasih atas bantuanmu," imbuh Jisu.

"Ah, gwaenchana," jawab gadis itu. Dan sekali lagi tangannya terulur pada Jisu. "Shin Ryujin. Kamu?"

Kali ini uluran itu teraih. "Choi Jisu."

Senyum manis pun mengembang di wajah Ryujin. "Ya, ayo berteman. Mau bertukar ID?"

Pelan tapi pasti Jisu pun mengangguk. Entah ini adalah hal yang benar atau tidak, entah ini keinginannya sendiri atau bukan, tapi Jisu telah mencicipi hal baru di hidupnya.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang