O5🌷

1.2K 224 14
                                    

Warsa terakhir dijenjang sekolah menjadi tahun tersibuk bagi para siswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warsa terakhir dijenjang sekolah menjadi tahun tersibuk bagi para siswa. Segala tugas, pre-test, tes harian, ujian semester, ujian masuk perguruan tinggi, seakan menjadi tajuk makanan sehari-hari. Tak berbeda dengan keadaan kelas Jisu kala ini.

Tes harian yang seringkali diadakan mendadak oleh pak Park berhasil membuat selimut keheningan di dalam ruang 3—2. Semua siswa terlihat serius mengerjakan,

atau bisa juga disebut tegang,

mungkin juga takut dan merutuk dalam hatinya. Namun, apa daya, pria pengajar bahasa inggris itu terlalu berkualitas tinggi untuk disepelakan.

"Hei, bodoh! Berikan jawabanmu!" bisikan itu, Yena pelakunya. Berulang kali kakinya menendang penyangga kursi Jisu yang duduk di depannya.

Sedang Choi Jisu enggan menoleh, menyangga kepala yang terasa lebih berat dengan tangan kirinya, berusaha tak hirau dengan segala gangguan Yena. Ia tak mau terjerembab dalam masalah yang menyangkut guru muda nan terhormat itu.

Namun, lagi-lagi faktanya tak sesuai asa.

"Hei idiot, kau tuli? Cepat bagi jawabannya!" Yena tentu tak kunjung menyerah. Bahkan hingga pergerakannya begitu kentara. Kaki itu berhasil membuat kursi Jisu bergerak dan tentu saja menimbulkan sebuah bunyi.

Beberapa siswa mendongak dan menoleh pada keduanya. Sedang Jisu menghela napas panjang, ia akan dipaksa masuk dalam jurang Yena, lagi dan lagi.

"Jeong Yena, Choi Jisu, keluar," suara tenang pria berasma Park Jimin itu menitah.

"Tapi—" Yena hendak menimpali namun Jisu lebih dulu bangkit dan mengambil langkah—membuat Yena berpikir tak akan mampu melawan guru itu, bahkan dengan embel-embel status ayahnya sekalipun.

Karena entah sejak kapan laki-laki tua dan guru muda nan menyebalkan itu terlihat akrab.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang