Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan khawatirkan apapun. Aku dan ayahmu adalah teman baik."
Sederet kalimat lontaran Kim Taehyung usai penginjakan rem pada mobilnya. Telah sampailah ia di depan tempat tinggal gadisnya.
"Selamat malam," ujar Jisu sembari menatap sekilas sang pria.
Seatbelt dilepas, Choi Jisu beranjak keluar dari kendaraan itu.
Selesai menatap kepergiaan Taehyung, segeralah ia menuju rumahnya. Pintu dibuka, keterkejutan terjadi di sana.
Maniknya langsung menatap sang ayah yang terlihat hendak keluar. Mundur selangkah, Jisu memberi jalan.
"Appa, mianhe."
Dua kata pemberhenti langkah ayah Jisu.
"Maaf, aku salah," imbuh si gadis kemudian.
"Pikirkan saja belajarmu, aku akan menanggungnya."
Angin malam jangan sumpalkan segala rupa di telinga si perempuan. Lantangkan bahwa Jisu tak salah mendengarnya. Sebab ia hanya menelisik pada punggung sang ayah.
Belum juga memberi kejelasan, pria itu telah meninggalkan tempat.
Menyusuri tepi bulevar, menyepak batuan kecil penghalang sukunya. Sedang kedua tangan tenggelam dalam sakunya. Arkian, ayah Jisu mendapati satu diorama dimana beberapa kalayak muda keluar dari gedung bimbingan belajar. Hingga rengkuhan para orang tua menyambut mereka.
Drrt!
Panggilan masuk menginterupsi. Lantas si pria menjawab sambungan.