Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini keputusannya.
Ya, sudah terlanjur terucap lantas si empunya tak bisa menelannya lagi.
Ini pilihannya.
Dan ia tidak diperbolehlan menghindar lagi.
Setidaknya itu yang berputar di kepala Jisu malam ini. Ia yang duduk di depan meja riasnya telah berbalut gaun pilihan pria yang meminangnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berulang kali napasnya terhembus panjang. Dengan ini apa ia bisa memandang sebuah pertunangan dengan sebelah mata? Menganggap peristiwa itu adalah hal biasa.
Sementara perasaannya saja seakan terbagi menjadi beberapa kemungkinan.
Bagaimana kehidupannya setelah terikat?
Bagaimana sikap sang ayah nantinya?
Juga bagaimana perasaanya——
kepada Taehyung, bukan——
kepada Soobin.
Sebab semakin di dengar, semakin jelas pula teriakan dari hati kecilnya yang terdalam. Choi Soobin,
Jisu menyukainya.
Namun, apa daya. Bahkan kini gadis itu malah masuk pada ruang lain. Malah pergi bersama langkah kaki yang lain. Menatap nanar dua bola mata pemuda Choi yang tak sengaja bertemu——meski tersekat benda bening dari mobil yang ditumpangi Jisu.
Sekali lagi dapat ditekankan,
Jisu dipaksa memilih Kim Taehyung.
Lantas di tengah sebuah resto yang maha mewah, tersematlah sebuah lingkar bertajuk emas disatu jari Jisu. Setelahnya ia tak tahu harus bersikap bagaimana.
Sang ayah dan kedua orang tua Taehyung terlihat senang.
Tunangannya sendiri juga terus menampilkan senyum tulusnya.
Sedang dia——seorang Choi Jisu tak paham dengan perasannya sendiri.
Pada detik ini, dalam diam ia melayangkan satu asa. Semoga waktu cepat berlalu.
Dentang jam berikutnya, makan malam benar-benar usai. Jisu berjalan keluar, bersama Taehyung di sisinya.
"Boleh kusimpan ini? Aku masih sekolah," ucapnya pelan seraya menunjuk cincin yang sama dengan Taehyung.
"Tentu, simpanlah baik-baik," balas pria tersebut.
