32🌷

579 130 0
                                    

Perlahan dua bola matanya terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan dua bola matanya terbuka. Sapuan pertama adalah langit-langit yang tak asing di pandangannya.

Ini adalah kamarnya.

Tapi kenapa dia di sini?

Potongan memori kecil yang terputar seketika membuat gadis itu ingat apa yang terjadi padanya.

Perisakan, ya begitulah.

Jisu mengangkat tubuh untuk bangkit, dan jantungnya hampir saja mencuat karena dikejutkan oleh keberadaan seseorang yang tak jauh darinya.

"Kenapa kau di sini?" tanyanya kemudian.

Pria yang berdiri di ambang pintu itu masih berseragam sekolah. Lantas ia pun menjawab. "Taehyun meneleponku."

"Lalu siapa yang membawaku pulang?"

"Dia...dan aku," sahut Choi Soobin yang tak beranjak. "Maaf."

"Tidak, tidak. Terima kasih,"

Kenapa dia minta maaf?

Beberapa saat suasana begitu hening. Tak tau hendak berkata apa, keduanya seakan bergelut dengan pikiran masing-masing. Detik berikutnya Jisu turun dari tempat tidur. Berniat keluar agar pembicaraan lebih nyaman.

"Kau mau makan? Mungkin bisa kubuatkan bubur," Soobin pun menawarkan.

"Tidak apa, aku bisa membuatnya," jawab gadis itu.

"Bisa kau tunggu di luar? Aku harus mengganti bajuku."

"Oh, baiklah," Soobin melangkah keluar.

Sekadar menunggu ia bergeming di sebuah sofa.

Begitu selesai, Jisu keluar kamar. Mengenakan piyama seadanya ia lantas menuju dapur. "Kau mau minum apa?"

Pemuda Choi pun mendekat ke meja makan. "Tidak perlu, kau segeralah makan."

"Setidaknya minumlah air putih," Jisu meletakkan segelas air di depan Soobin, beriring senyuman tipis yang menghiasi bibir malisnya.

Berikutnya gadis itu memasukkan nasi instan ke microwave dan mengeluarkan beberapa lauk yang ia simpan di pendingin makanan.

Sekian menit saja, lantas semua sudah siap.

Melihat Jisu yang terlihat lebih baikan, Soobin menegak airnya sebelum berniat pulang.

"Pastikan kau makan, aku akan pulang."

"Kau tidak ikut makan?" Jisu berbalik usai mencari dua pasang peralatan makan.

"Ayahku pulang hari ini, aku harus di rumah."

"Begitu?" Mendengarnya sedikit membuat Jisu kecewa, tapi apa boleh buat.

Alhasil Soobin meninggalkan rumah Jisu. Meninggalkan sang gadis yang dititah untuk tetap di meja makan seraya mengisi perutnya.

Terpikir oleh keharmonisan keluarga Soobin kadangkala membuat iri. Jisu yang baru memasukkan sesuap makanan seakan enggan melanjutkan. Ia pun beranjak pergi dari ruang makan.


━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang