19🌷

736 159 3
                                    

Alur kehidupan yang digariskan semesta benar-benar tak pernah dapat ditebak manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alur kehidupan yang digariskan semesta benar-benar tak pernah dapat ditebak manusia. Terkadang segalanya berjalan tak terduga meski pada dasarnya telah diberikan sebuah clue pada mereka yang menjalankannya.

Seperti gadis Choi yang senantiasa makan sendirian di rumah, namun siapa sangka malam ini tengah duduk di sebuah restoran maha megah dengan berbagai hidangan di depan mata. Ia pun tidak sendirian. Bersama sang ayah juga satu keluarga yang sungguh tak ia kenal.

Tadinya ia benar-benar dibuat terkejut ketika mengetahui tiga orang asing itu adalah orang yang 'membelinya'. Di samping itu ia juga tak habis pikir bahwa anak berumur tua yang akan menikahinya itu begitu tampan dan sungguh tak bisa didefiniskan sebagai pria tua.

Namun, tetap saja Jisu tak mungkin semudah itu menyerahkan dirinya.

Sejauh ini Jisu hanya diam. Begitu pula pria berasma Kim Taehyung itu. Hanya sesekali mereka masuk dalam percakapan para orang tua.

"Jadi, Jisu-ssi bagaimana jawabanmu?" tanya ibu Taehyung seiring senyumannya yang ramah.

Choi Jisu tentu terkejut. Beruntung ia sudah menyelesaikan makannya. Jadi tidak ada peristiwa tersedak. Namun, ia masih diam. Sungguh tak tau kalimat apa yang harus ia lontarkan saat ini. Semuanya terlalu tiba-tiba masuk dalam kehidupan delapan belas tahunnya.

"Ibu, apa kami boleh meminta waktu untuk memikirkannya dulu? Ini adalah pertemuan pertama kami," kalimat Taehyung sangat membantu bagi Jisu.

Diam-diam ia pun bernapas lega. Pria itu ternyata begitu peka.

Dan kali ini semesta tengah berpihak pada keduanya. Ah mungkin hanya pada Jisu, karena seorang Kim Taehyung bisa saja tak begitu mempermasalahkan soal pertunangan ini. Sedang orang tua pihak pria pun mengizinkan negosiasi putranya. Tetapi ketika Jisu menatap sang ayah, ia sangsi dengan pendapat pria itu.

Lantas pada putaran jam berikutnya, mereka memutuskan untuk mengakhiri pertemuan kali ini, sebab hari mulai larut. Ketika di luar ruangan, orang tua Jisu dan Taehyung kembali berbincang singkat. Sementara dua putra mereka berdiri beberapa meter di belakang——sekadar bertukar ID untuk berkomunikasi setelahnya.

"Besok mau bertemu setelah kau pulang sekolah?" tanya Taehyung pada gadis yang ia sadari lebih tepat sebagai adiknya.

Sejemang Jisu berpikir, lantas ia mengiakan. Meski sejujurnya ia ingin mengelak. Tapi, memangnya ia siapa bisa menolak ajakan pria bermartabat itu?

"Taehyung-ah, kau akan mengantar Jisu?" sang ibu berkata dari jauh.

"Tidak apa, saya akan pulang dengan ayah," jawab Jisu.

Hal itu pun diizinkan. Alhasil ia masih di tempat bersama sang ayah——menatap dua mobil yang pergi meninggalkannya.

Plak!!

Satu tamparan tak terduga mendarat di pipi Jisu.

"Kenapa kau tidak langsung menerimanya, dasar bodoh!" sang ayah berucap sarkas. Membuat Jisu menatapnya dengan nanar.

"Anak tidak berguna!" Kalimat itu pun menutup percakapan sepihak. Sang ayah pergi meninggalkan Jisu sendiri.

"Ayah!" panggilan itu pun terabaikan begitu saja. Ia yang memegang pipinya menyadari bahwa saat ini yang paling terasa perih adalah hati kecilnya.

Sedang hanya semesta yang tahu bahwa ada sepasang mata yang ikut menyaksikan dari kejauhan.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang