84🌷

483 69 3
                                    

Sang rawi cukup terik menyinari bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang rawi cukup terik menyinari bumi. Derajat dua puluh tiga di hari Rabu siang menuju keburitan.

Kim Taehyung di sana. Duduk pada ruang kerja, menghadap dua objek beralihan. Antara layar pc, juga lembaran kertas bermuatan data perusahaan.

Cukup sibuk nampaknya. Mencurahkan fokus penuh untuk pekerjaannya. Dia memang begitu. Hingga ketukan pintu menginterupsi aktivitas Taehyung.

Sekretarisnya melangkah masuk.

"Gomawo."

Ucap Taehyung usai diantarkannya beberapa berkas sesuai permintaan.

"Sajang-nim, masih ada sebagian berkas yang harus anda tanda tangani nanti sore. Tidak apa?" pemuda bersetelan rapi itu berucap perlahan. Geriknya sedikit khawatir kepada sang atasan itu.

"Iya, serahkan saja padaku nanti."

"Nde."

Menjura sejemang, sekretaris Taehyung meninggalkan ruangan.

Seketika penorehan tapak nama berhenti. Taehyung menelisik pada tumpukan kertas di samping lengan kirinya.

Hh. . .

Butuh oksigen lebih.

Ditempelkannya punggung pada sandaran kursi. Sedikit nyaman jadinya. Tanpa sebuah harap, ternyata semesta menggambarkan sebayang konfigurasi gadis pujaannya.

|Jisu-ya, sedang apa?

Pesan terkirim.

Lipatan ganjil menit berikutnya belum ada balasan dari seberang.

Dia benar-benar mengambil kelas musim panas ya?

|Ayo bertemu malam ini.

Pesan kedua terkirim.

Baiklah, Taehyung akan bersabar menunggunya. Sembari kembali melanjutkan tugas. Agar cepat selesai pikirnya.

Manusia baik hati itu tidak tahu saja jika di suatu tempat sana si gadis tengah sibuk tersenyum ramah pada para pengunjung. Berjuang untuk mempertahankan dunia kecilnya sendiri.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang