45🌷

454 93 1
                                    

Selesai dengan ujian hari pertama, seperti biasa sekolah menyediakan jam tambahan pada malamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai dengan ujian hari pertama, seperti biasa sekolah menyediakan jam tambahan pada malamnya. Mayoritas dari mereka yang mengikuti, memiliki dalih karena tidak terdaftar di bimbel manapun.

Tak berbeda dengan Jisu.

Sampai pada menit ke empat puluh lima setelah jam sembilan pun Jisu masih di mejanya. Bersama beberapa siswa, mereka belajar mandiri sebab sang pembimbing tengah keluar seorang diri.

Detik berikutnya Jisu bangkit. Rasanya harus ke toilet. Baru sampai di depan kelas ia hampir saja menabrak dua gadis yang berjalan. Kala mendongak, salah satu dari gadis itu tidak asing di mata Jisu.

Taruni dengan ulasan pink di rambutnya, Jisu yakin pernah melihatnya. Tetapi semua ingatan seketika lenyap ketika dirinya benar-benar menabrak seseorang di koridor. Bahkan tubuhnya telah terhuyung jatuh.

"Ya! Apa sekarang kau buta?!"

Ah, teriakan sarkas itu kembali Jisu dengar. Ia yang masih di lantai sedikit mengangkat kepala dan dua orang tadi masih di sana, menyaksikannya.

"Mian."

Arkian, Jisu bangkit dan pergi sebab enggan berurusan dengan Jeong Yena yang tak sengaja ia tabrak.

Langkah cepat kesekian sukses menjauhkannya dari Yena. Sampailah Jisu di tempat tujuan. Satu putaran pada keran di wastafel seakan beiringan dengan putaran memoar yang ingin ia ingat.

Gadis itu,

gadis berambut pendek itu adalah orang yang ia lihat tadi malam.

Yang duduk di balkon rumah Soobin.

Dia cantik.

Gumaman dalam hati berkumandang seiring Jisu yang menatap pantulan dirinya di cermin. Sedetik manik matanya sempat melebar kala tersadar dengan praduganya.

Lalu melontar monolog tanya.

Apa-apaan dengan perasaannya yang khawatir. . .

jika Choi Soobin menjadi milik gadis lain.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang