29🌷

615 133 6
                                    

"Bagaimana sekolah hari ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana sekolah hari ini?"

Pertanyaan itu terlontar oleh seorang pria yang kini telah duduk di depan kemudi. Sedang gadisnya menatap jalanan dari kursi di samping sang pria.

Tunggu, untuk saat ini gadis itu belum sepenuhnya milik Kim Taehyung.

"Ya, begitulah," jawab Jisu singkat. Membahas soal keadaannya di sekolah memang dapat membuatnya sesak,

jengah,

hingga rasanya seperti terjebak dalam lubang gelap ratusan meter curamnya.

"Mau singgah di suatu tempat?" tanya Taehyung kemudian.

"Kemana?"

"Terserah, akan kutemani."

Si gadis yang masih berseragam pun berpikir singkat. "Toko buku, aku akan mencari buku latihan," jawabnya.

Dan usai menyetujui, Taehyung mengemudikan mobilnya menuju toko buku yang berjarak tidak jauh. Begitu sampai, keduanya memasuki ruangan.

Arkian, Taehyung terus berada di belakang Jisu seraya sesekali meraih buku yang menarik atensinya. Ah, rasanya sudah lama sekali ia tidak singgah di tempat dengan aroma khas itu.

Lantas pada langkah ke sekian, Jisu menemukan satu buku yang ia cari. Namun sayang ia masih terbilang pendek untuk meraihnya. Pria yang melihat kesulitan Jisu akhirnya bertindak.

Taehyung meraihkan buku itu. Dan dengan jarak sepuluh senti saja, Jisu dapat merasakan hangatnya eksistensi Kim Taehyung.

Dia berbalik, sedang sang pria mundur selangkah untuk memberikan ruang seraya mengulurkan buku pilihan Jisu. Entah karena apa Jisu terus menunduk, lalu seakan berlagak sibuk membuka lembar demi lembar secara acak.

"Jisu-ssi, lalu bagaimana jawabanmu?"

Ucapan Taehyung sukses membuat Jisu mendongak untuk menatapnya. Detik berikutnya ia kembali mengalihkan pandang untuk berpikir.

"Kalau kakak bagaimana?"

Dan balasan Jisu siapa sangka dapat mengejutkan sang pria. Bahkan Taehyung mematung sejenak.

"Maaf, boleh kupanggil kakak?"

"Ah, tentu," sahut Taehyung kemudian.

"Sejak kecil sudah kuputuskan untuk membahagiakan orang tuaku," imbuh pria itu.

"Lalu bagaimana dengan kebahagiaan kakak sendiri?"

Seketika sepasang senyuman ayah dan ibunya terlintas di pikiran Taehyung. "Aku senang melihat orang tuaku bahagia," begitulah katanya.

Lantas hal itu mengingatkan Jisu akan ayahnya.

Apa dengan menuruti kemauan pria itu, ia bisa bahagia?

Apa dengan menerimanya, sang ayah dapat menjadi lebih baik?

Apa hal itu dapat terjadi?

Entahlah.

"Cepat terima pertunangannya agar kita tidak terlilit hutang dan kau bisa melanjutkan sekolahmu."

Kalimat ayah Jisu beberapa waktu lalu kembali menggema di pikirannya.

"Kalau begitu,







baiklah."

Dan Jisu berkata dengan manik yang lurus pada Kim Taehyung.

Sejemang pria itu mencerna perkataan Jisu yang selalu saja sekecap, hingga kadangkala sulit diterima begitu saja. Lantas ia pun  tersenyum. Begitu manis, begitu tulus. Jisu dapat merasakan itu.

"Bisa kita perjelas di depan orang tua kita?"

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang