77🌷

325 69 6
                                    

"Mengerti?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengerti?"

"Nde."

"Bagus. Sekarang cobalah."

Berbalut busana monokrom, juga waist apron moka Choi Jisu berdiri di balik meja maha panjang. Euforianya cukup membuncah. Hal baru ada di depan mata.

Senior itu, wanita yang terlihat sedikit lebih tua dari Jisu, baik orangnya. Mungkin jadi beberapa waktu kedepan akan menyenangkan bekerja di kafe itu. Spekulasi Jisu memang begitu adanya.

"Selamat datang."

Pelangi terbaliknya cukup manis menghias rupa si gadis berkuncir kuda.

Satu sapaan untuk satu pengunjung pertama. Jisu masih menikmati tugasnya menanya pesanan. Padahal tak hanya demikian. Ia juga harus mengurus pembayaran, sekaligus menyiapkan minuman untuk pelanggan.

Tak apa, lelah belum menyapa.

Notasi dua siang. Sinar hangat sang surya senantiasa menghias angkasa. Sedang Areba masih pada tempatnya.

"Selamat datang."

Sudah sapaan kesekian hari ini. Namun, senyum manis Jisu tak henti menghias wajahnya.

Seperti. . . dua orang berbeda dengan biasanya.

Benar-benar seperti pelangi. Singkat. Keindahannya cepat sirna. Terlebih kala melihat siapa pengunjung kafe kali ini.

Jeong Yena.

━━━━━━━━━━━━━━━━━2Ocm━ ˎˊ˗

2Ocm √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang