𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔

10 |Al

Alvaro baru saja tiba di markas dengan Delvin dan Kavin, setelah mereka berlatih baseball bersama dengan SMA Raflesh.

"Lah, muka lo kenapa ?" tanya Lino heran dengan wajah sahabatnya itu yang lebam.

Alvaro yang di tanya hanya diam. Terlalu malas menjawab. Terlebih mood nya jadi buruk karena seorang cowok yang tiba-tiba memukulnya.

"Alvaro di pukul sama Dannis, anggota baru Antares dari SMA Raflesh," sambung Kavin. Ia dapat info dari Eros.

"Dannis ? Kok bisa ?" Kali ini Kenzie yang bersuara. Heran saja seorang Alvaro kalah perkelahian.

"Rebutan adik kelas, si Kellia itu. Gadis yang semalam Alvaro tolong," jawab Kavin dengan senyum jahilnya. Alvaro yang mendengarnya memutar bola mata malas.

Kenzie tersenyum tipis. "Obatin luka lo, kita ada misi," ucapnya bangun dari duduknya dan ingin melangkah ke ruangan khusus.

"Misi apa ?" tanya Melvin. Ia baru bergabung setelah keluar kamar.

"Biasa mengacaukan transaksi illegal dari mafia. Polisi meminta bantuan kita buat tangkap mafia itu" jawab Kenzie santai.

"Polisi ?! Sejak kapan mereka minta bantuan kita ?" terkejut Kavin. Setau dia, mereka itu mengincar geng nya.

Kenzie mengangkat kedua bahu nya. "Mungkin mereka sulit menangkap mafia itu. Jadi minta bantuan sama kita."

"Tapi kalau mereka ada niat buruk ke Blood Wild gimana ?" Kali ini Lino yang bersuara. Seperti kejadian beberapa bulan yang lalu.

"Mereka nggak akan berani. Polisi di kawasan itu tunduk sama Mafia BBD. Jadi nggak akan berani mereka buka identitas kita. Lagi juga permintaan mereka langsung dari atasannya dan intel kepolisian yang mencari tentang kita sudah di tutup kasusnya," balas Kenzie santai.

"Di tutup kok bisa ?" tanya Melvin.

"Leader BBD, dia yang menekuk lutut mereka untuk segera menarik kasus itu," sambung Delvin dengan senyum tipisnya pada Kenzie. Ia tau setelah mencari info tentang intel kepolisian itu dan tidak sengaja menemukan document pemberhentian kasus Blood Wild.