16|Al

7.8K 643 13
                                        

Alvaro menghela nafas pelan dan langsung menggendong Kellia ala bridal style

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvaro menghela nafas pelan dan langsung menggendong Kellia ala bridal style.

"Bro, gue bawa di pulang dulu," pamit Alvaro datar, yang tentu langsung di anggukkan oleh semua. Terutama Kenzie dan Delvin, mereka berdua yang ingin sekali Alvaro dekat dengan gadis itu.

"Siap!"

"Al, antar Kellia sampai rumah ya," pesan Alice.

Alvaro mengangguk. "Gue pergi," ucapnya dan keluar diskotik.

Kini Alvaro sudah berada di dalam mobil dengan Kellia di sebelahnya yang masih mabuk. Untungnya ia bawa mobil karena motor sports nya sedang dalam perbaikan.

Alvaro berdecak saat melihat gadis di sebelahnya. "Kenapa selalu nyusahin gue sih," kesalnya.

"Hik, panas!" rengeknya mengibas-ngibaskan tangan nya di depan wajah.

Alvaro kembali menghela nafas dan akhirnya menepikan mobilnya ke suatu mini market. Setelah menepikan mobilnya, ia keluar dengan meninggalkan Kellia di dalam mobil yang masih menyala. Beberapa menit kemudian, ia keluar mini market dengan plastik kecil putih di tangannya.

"Heh, bangun," ucap Alvaro yang sudah masuk mobil dengan tidak santai, bahkan tangannya menampar pipi Kellia pelan.

"Shhh, sakit ih!" Ringis Kellia membuka matanya dan menatap cowok di sampingnya dengan sayu.

"Lebay banget lo, gue cuma nepuk pipi lo pelan," seru Alvaro kesal.

Kellia menyenderkan kepalanya di kursi mobil dan menghela nafas kasar. "Pipi aku habis di tampar tau, kamu nggak lihat nih... Merah," Celoteh Kellia mengembukkan pipi nya dan mengusap kedua pipinya yang memerah dan ada sedikit bekas telapak tangan.

Mata Alvaro langsung tertuju pada pipi Kellia. Alis nya terangkat, ia baru melihatnya. Tadi di klub tidak jelas karena lampunya yang redup.

"Pipi lo kenapa?" tanya Alvaro yang penasaran. Sudut bibir gadis itu juga di plester.

"Hhhh...aku jawab juga kamu nggak baka peduli," balasnya asal.

Alvaro menggeram. "Gue nanya?!" Terdengar nada kesal dari Kellia.

Kellia berdecak. "Di...tampar ibu tiri aku. Puas!" jawabnya dan memejamkan matanya kembali. Namun Alvaro tidak membiarkannya.

"Nih, minum. Buat pereda mabuk lo," ucapnya dengan memberikan susu beruang pada tangan Kellia.

Kellia menatap susu kaleng di tangannya dan menatap Alvaro dengan mata nya yang masih sayu. Senyuman tipis tercetak di bibir Kellia. "Makasih kak, ternyata masih peduli," ujarnya dan meminum minuman pemberian Alvaro.

Dalam sekali teguk, susu itu langsung habis. Kellia meremukkan kaleng nya dan ingin keluar mobil. "Eh, mau kemana?" tahan Alvaro.

"Nih, mau buang ini di sana," balas Kellia menunjukkan tempat sampah yang tidak jauh dari keberadaan mobil Alvaro.

"Sini, buang di sini aja. Biar gue yang buang nanti," seru Alvaro merebut kaleng dari tangan Kellia.

Kellia mengangguk saja dan menyenderkan punggungnya pada kursi. "Kak... Aku mau masuk ke klub tadi lagi," ucapnya membuat Alvaro melotot.

"Heh! Lo gila, baru masuk sebentar aja lo udah mabuk, jangan jadi bego deh," ketus Alvaro.

Kellia memejamkan mata dan menghela nafas. "Aku harus cari kak Sherly..." Jeda nya membuat Alvaro menatap gadis di sebelahnya.

"Lo kenal Sherly? Dia siapa lo?" Pertanyaan Alvaro membuat Kellia menoleh dan mata mereka bertemu. Kening Alvaro mengkerut saat ia menatap manik mata gadis di depannya dalam diam.

Kellia memutuskan tatapan mereka dan menatap depan. "Dia...saudara tiri aku," jawabnya lirih dengan senyuman kecutnya. "Kakak kenal kak Sherly?" tanya Kellia balik.

Alvaro menatap depan. "Hmm, dia teman sekolah gue," balasnya datar.

Kellia mengangguk. "Tadi aku ke sana mau cari kak Sherly," ujarnya.

Alvaro terdiam sejenak. Ia ingat ucapan gadis tadi, pipi nya memerah karena tamparan ibu tiri nya. Jadi ibu nya si Sherly yang telah menampar Kellia.

"Lo pulan aja, gue nggak akan mau nganterin lo ke sana," ucap Alvaro dan langsung menyalakan mesin, melajukan mobilnya ke arah rumah Kellia.

"Kak, aku turun aja deh. Kak Sherly belum ketemu, nanti aku..." Jedanya menunduk membuat Alvaro menoleh sekilas.

"Nanti kenapa?"

Kellia menggeleng. "A-aku mau cari kak Sherly. Turunin aku kak," lanjutnya mengalihkan topik.

Alvaro berdecak, ia tetap melajukan mobilnya menuju rumah gadis itu.

"Kak, please... Turunin aku," ucap Kellia memelas.

Alvaro mengerem dan menepikan mobilnya. "Turun."

Kellia tersenyum, tapi senyumnya langsung luntur setelah melihat ke sekitar jalan. "Ihh! ngeselin. Kenapa cepat banget sih!" Kesalnya saat sudah melihat rumahnya di depan.

Alvaro mengangkat kedua bahu nya. "Turun, urusan gue udah selesai," perintahnya dingin.

Kellia menghela nafas dan akhirnya turun. Namun gerakannya terhenti saat tangannya di tahan. "A-apa?"

"Nih bawa, lo masih kelihatan mabuk," jawab Alvaro memberikan sekaleng susu beruang.

Kellia tersenyum manis. "Makasih kak," balasnya dan keluar mobil.

Mobil Alvaro melaju keluar kawasan rumah Kellia dan setelahnya hilang di belokan.

Kellia menghela nafas. Ia belum menemukan Sherly dan sekarang sudah jam dua belas malam. Masa ia harus ke klub sana lagi. "Ya ampun non, kok di depan. Kenapa nggak masuk? Udah malam loh," ucap bibi tiba-tiba dan membukakan pintu gerbang untuk anak majikannya itu.

Kellia kembali menghela nafas. "Aku di suruh cari kak Sherly, tapi belum ketemu," serunya lesu.

Mata bibi membulat. "Jadi non Kellia keluar malam karena cari non Sherly?" tanyanya terkejut.

Kellia mengangguk pelan. "Hmm."

"Ya ampun! Kok mereka jahat banget. Non Sherly udah pulang sekitar satu jam yang lalu dan sekarang dia udah tidur," ucap bibi menjelaskan.

Kellia memejamkan mata dan kembali menghela nafas. "Mereka memang jahat bi, tapi aku bisa apa. Cerita ke ayah pasti ayah nggak akan percaya, mereka itu licik," balasnya sendu.

Bibi mengelus surai hitam Kellia lembut. "Kita masuk ya, kamu pasti capek, non kan harus tidur. Besok sekolah pagi," ucap bibi membawa anak majikannya untuk masuk ke rumah.

"Makasih bibi, hanya bibi yang peduli sama aku di saat ayah kerja," balas Kellia dengan senyuman.

"Bibi selalu ada buat non Kellia."

Vote and commentsThanks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote and comments
Thanks

𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang