88 | Al

7K 571 55
                                        

Tiba nya di mobil, Alvaro langsung membuka kan pintu depan sebelah pengemudi dan menurunkan Kellia perlahan, seolah seseorang yang ia turun kan adalah kaca yang mudah pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba nya di mobil, Alvaro langsung membuka kan pintu depan sebelah pengemudi dan menurunkan Kellia perlahan, seolah seseorang yang ia turun kan adalah kaca yang mudah pecah.

"Ng-nggak mau..." Rengek Kellia yang tidak ingin melepaskan tangannya dari leher Alvaro.

"Udah aman, Li. Gue mau obatin luka di lutut lo," balas Alvaro lembut.

Kellia masih sesegukan. Namun akhirnya tangan nya melepaskan lingkarannya dari leher Alvaro. Wajahnya memerah karena tangisannya, air matanya juga mengalir deras.

Alvaro menatap Kellia, setelahnya kedua tangan menangkup pipi nya dan menghapus air mata yang masih mengalir di kedua pipi Kellia. "Jangan takut lagi, ada gue di sini," ucapnya menenangkan.

Kellia akhirnya menurut. Gadis itu tidak bergetar lagi, tangisnya juga sudah mereda. "Maaf, kalau aja gue nggak minta ketemuan di halte, lo nggak akan kaya gini," lanjut Alvaro terdengar menyesal.

Kellia menggeleng dengan tangan yanf mengelap air matanya. "Karena udah ada kakak. Kellia udah baikan," balasnya dengan senyuman tipis.

Alvaro mengangguk dan membenarkan rambut Kellia yang sedikit berantakan. "Di obatin dulu lututnya ya," ujarnya.

"Iyaa kak," balas Kellia yang kembali terlihat ceria.

Alvaro mengambil kotak obat di laci dashboard mobilnya. Kemudian mulai mengobati luka di lutut Kellia dengan hati-hati. Sedangkan Kellia, gadis itu hanya menatap Alvaro dengan senyuman. "Makasih kak, tadi udah tolongin aku," gumamnya pelan.

Alvaro menatap Kellia sekilas, sebelum kembali mengobati luka. "Udah jadi kewajiban gue lindungin lo, Li."

Kellia semakin menarik kedua sudut bibirnya. "Aku sayang banget sama kak Al."

"Me to," balas Alvaro menatap Kellia yang sudah selesai mengobati luka.

Mata Kellia mengerjap, saat Alvaro mendekatkan wajahnya hingga deru nafas hangat cowok itu terasa di sekitar wajah Kellia.

Chup.

Kellia langsung mematung saat bibir tipis Alvaro menyentuh keningnya, bahkan cukup lama bibir itu terdiam. "Jangan terluka lagi," ucapnya sangat lembut.

---

Markas Blood Wild.

Alvaro baru saja tiba di markas setelah mengantarkan Kellia pulang ke rumahnya. Helaan nafas panjang berhembus saat ia mendudukkan bokongnya di sofa secara kasar.

"Ada apa, bro?"

Alvaro menoleh pada sahabatnya yang sedang sibuk dengan PC kesayangan. "Tadi ada yang mau celakain Kellia. Orang itu... dorong Kellia sampai jatuh ke jalanan dan hampir aja mau ketabrak," ucapnya panjang.

Mendengar ucapan Alvaro. Delvin langsung memutar kursi kebesarannya dan menatap sahabatnya itu dengan terkejut. "Sekarang gimana keadaan Kellia?"

"Dia baik-baik aja, walaupun lututnya terluka."

𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang