Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak, Al!" panggil Kellia saat Alvaro sudah jalan menjauh darinya. Namun cowok itu tidak menoleh ataupun berbalik badan.
Kellia berdecak. "Kak Al, kamu cemburunya jangan berlebihan, dong! Aku, kan nggak ada apa-apa sama Dannish," ujarnya sembari berlari. Langkah Alvaro terhenti saat sudah berada di depan mobil nya.
Kellia langsung membalikan tubuh Alvaro agar bisa berhadapan padanya. "Aku minta maaf kalau kakak kesal karena yang tadi," ucapnya lagi dengan wajah memelas. "Kakak jangan marah ya."
Alvaro menatap Kellia datar, setelahnya menghela nafas. Ia menarik tangan Kellia, kemudian mengangkat tubuh Kellia agar bisa duduk di atas kap mobil yang tepat berada di belakang gadis itu. Setelahnya tangan kanannya terulur untuk menyentuh kening Kellia.
Mata Kellia mengerjap. Cowok itu tidak marah lagi?
Setelah tangan Alvaro menyentuh kening Kellia, ia menurunkannya dan digantikan dengan tatapan dingin. Tatapan khas dari seorang, Alvaro.
"A-aku udah mendingan kok," balas Kellia gugup. Bagaimana tidak, wajah cowok itu sangat dekat dengannya.
Alvaro menghela nafas kembali. "Pesan gue nggak di bales, hm?"
Kellia langsung menunduk. "Eum, i-itu...aku minta maaf. Kakak'kan pemaksa, kalau aku balas juga percuma pasti nggak bakal di izinin," jawabnya pelan.
Alvaro memejamkan mata sejenak. Berusaha menahan amarah. "Gue kaya gitu karena khawatir, bokap lo ke Singapura kan?"
Mata Kellia membulat. "Ko-kok kakak bisa tau?!" terkejut nya.
Alvaro berdesis. "Nggak penting."
Kellia berdecak. "Ish! Kakak tuh misterius banget! Kok bisa tau semua tentang aku sama ayah?" kesalnya.
Alvaro mengangkat bahu nya, tidak peduli. "Mau peluk," Pintanya tiba-tiba dan langsung memeluk tubuh mungil Kellia dengan erat tanpa persetujuan gadis itu.
Kellia terkejut, namun setelahnya berusaha menetralkan nya. "Kakak kenapa? Tumbenan kaya gini?" herannya.
Alvaro menggeleng, namun semakin mengeratkan pelukan nya. Kellia yang merasa nyaman, mengusap pucuk kepala Alvaro dengan pelan, wangi shampoo cowok itu sangat Kellia sukai.
"Rambut kakak wangi," gumamnya dengan cekikikan.
"Lo juga wangi," balas Alvaro.
Lima menit berlalu, Alvaro melepaskan pelukan nya dan berganti memandang Kellia lamat-lamat. Mata Alvaro tertuju pada bibir ranum Kellia dan setelahnya mengelus nya pelan.
Kellia yang dapat perlakuan seperti itu, mendapatkan efek jantung yang bekerja dua kali lipat.
Tidak lama, Alvaro mendekat dan setelahnya bibir nya menyentuh pipi Kellia. Gila! Jantung Kellia hampir saja melompat dari tempat nya. Ini baru pipi, bagaimana kalau bibir? Apa lagi mereka berada di tempat umum.