"Kalau sakit bilang," ucap Alvaro sebelum mengobati luka di kening Kellia. Ia menarik kursi untuk bisa duduk berhadapan dengan gadisnya.
Kellia mengangguk. Bibirnya berkedut serasa ingin tersenyum, saat matanya menatap dekat wajah Alvaro. Sangat tampan, sampai dirinya berfikir kalau semua ini hanya lah mimpi.
"Ada apa?" tanya Alvaro menatap Kellia sekilas, sebelum kembali fokus mengobati kening Kellia.Kellia menggeleng. "Nggak apa-apa."
Alvaro menghela nafas pelan. "Sekali-kali lo lawan mereka," ujarnya. "Jangan mau di tindas mulu," ucapnya lagi.
"Aku bukan kaya cewek lainnya yang bisa melawan dengan kekerasan," balas Kellia lembut.
Alvaro tersenyum tipis, ia membereskan obat-obatan dan menatap Kellia teduh. "Bukan dengan kekerasan, tapi dengan otak," ujarnya.
Mata Kellia mengerjap. "Cara-Nya?"
Alvaro mengusak surai hitam Kellia pelan dan bangun dari duduknya. Ia melangkah menuju meja belajar Kellia. "Dengan ini," jawabnya dengan meletakan camera kecil di antara tumpukan buku-buku pelajaran Kellia. "Kalau lo nggak bisa melawan dengan cara langsung, lo bisa pakai cara halus," lanjutnya.
"Gue tau. CCTV di rumah lo di kuasainya sama mereka semua, kan?" tanya Alvaro.
Mata Kellia membulat, bagaimana bisa pacarnya mengetahui semua itu. "Ko-kok kakak bisa tau?"
Lagi-lagi Alvaro hanya tersenyum tipis. "Semua itu rahasia, tapi tenang aja. Gue nggak mengetahui lebih banyak tentang keluarga lo. Hanya beberapa aja," jawabnya santai.
Kellia menghela nafas. "Kakak buat aku takut ih!" seru nya membuat alis Alvaro terangkat.
"Takut kenapa?"
"Banyak yang nggak aku tau tentang kakak. Kamu itu misterius dan aku nggak bisa mengerti sikap dan sifat kakak," jawab Kellia panjang.
Alvaro kembali duduk di kursi hadapan Kellia. Mata nya menatap manik mata gadis itu. "Mau tanya apa tentang gue? Bakal gue jawab," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔
Teen FictionSeorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...