Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alvaro pov
Kellia Alexanderia, gadis gue. Tidak ada yang menyangka kalau setelah insiden di gang kecil waktu itu membuat semua kehidupan gue berubah.
Awalnya gue hanya ingin memanfaatkan gadis itu untuk move on dari Alice. Namun seiring berjalannya waktu, semua rencana awal yang udah gue buat menjadi boomerang buat gue sendiri.
Insiden-insiden kecil yang gadis itu alami dan selalu melibatkan gue di dalamnya benar-benar menjadi awal utama pertemuan dan kedekatan gue sama dia berjalan.
Dulu gue hanya menganggap gadis kecil itu hanya sebagai pelampiasan dari move on. Tapi lama-kelamaan semua itu berubah ketika tanpa sadar gue malah jatuh ke dia. Dimana, gue ingin selalu melindunginya, berada di dekatnya dan yang paling jelas sekali. Saat gadis itu dekat dengan cowok lain. Hati gue merasa panas dan tidak rela dengan kedekatan itu.
Gue ingat, saat malam dimana gadis itu meminta putus hubungan. Awalnya gue biasa saja, berusaha untuk tidak terlalu ambil pusing. Namun lama kelamaan, gue semakin tidak nyaman. Serasa ada yang mengganjal saat tidak ada gadis itu di sekitar gue. Dan saat itu gue baru sadar, kalau gue benar-benar sudah jatuh sangat dalam pada gadis kecil itu.
Gue pernah benar-benar merasa bersalah saat meninggalkan gadis itu sendirian di cafe dan tanpa memberikan kabar. Gue merasa bodoh saat itu, padahal bisa saja gue anterin dia pulang dulu sebelum pergi ke rumah sakit. Tapi karena sifat gue yang selalu terburu-buru, buat gue meninggalkan dia sendirian.
Delvin dan Kavin, kedua sahabat gue yang terlihat kembar, namun beda ibu dan ayah. Mereka selalu menasehati gue akan kesalahan yang sering gue perbuat pada gadis itu. Kalau bisa di bilang, mereka seperti orang tua yang menasehati anak-anaknya. Lucu memang, tapi karena mereka. Gue bisa bersama gadis itu sampai sekarang.
Kellia Alexanderia. Gadis itu kalau di lihat-lihat tipe cewek penyabar, polos, manis dan masih banyak yang nggak bisa gue sebutkan. Pernah suatu kali gue melihat memar di wajah gadis itu. Terlihat sangat jelas bekas tamparan keras. Tapi gadis itu malah mengalihkan topik dan berdalih kalau dia habis terbentur pintu. Tentu gue nggak percaya, mana ada luka bekas terbentur pintu yang tercetak seperti telapak tangan. Karena penasaran, gue cari tau dan saat gue tau sumber nya, di situ gue langsung marah besar. Ternyata pelaku dari memar yang di dapatkan gadis itu dari ibu dan kakak tirinya. Dan mulai saat itu, gue membuat rencana untuk menghancurkan mereka dengan secara bertahap. Setelah gue menunggu waktu yang tepat, hari dimana waktu mainnya di laksanakan, gue mulai buat mereka hancur-sehancurnya sampai ibu tiri dari gadis itu gila dan bunuh diri. Sedangkan kakak tirinya masuk kantor polisi karena kelakuan nya itu yang sangat biadab.
Satu bulan lamanya gue mengenal sosok Kellia. Gue benar-benar udah jatuh sama dia dan mulai saat itu, gue nggak akan pernah melepaskan gadis itu. Terlalu posesif memang, tapi itu cara gue mencintai seseorang. Apa lagi sudah membuat separuh hati gue terisi olehnya.