92 | Al

7K 576 122
                                        

Aliano menghela napas kasar dan menatap putranya dengan tatapan tanpa ekspresi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aliano menghela napas kasar dan menatap putranya dengan tatapan tanpa ekspresi.

"No, kamu tenangin diri ya. Biarkan mereka berdua," ajak Alinea lembut.

"Tapi—"

"Percaya sama aku, dia gadis yang baik. Alvaro tidak pernah senyaman ini dengan seorang perempuan," potong Alinea meyakinkan.

Aliano menghela napas kasar dan meninggalkan Alvaro dengan Kellia.

Alinea tersenyum dan menatap Kellia yang sedang menatapnya. "Kellia."

Mata Kellia mengerjap dan melepaskan pelukan Alvaro yang sontak membuat cowok itu sedikit terjungkal kebelakang.

Alinea terkekeh. Sedangkan Alvaro berdecak. "Saya boleh minta tolong?"

Kellia mengangguk pelan. "Boleh tante," jawabnya gugup.

"Boleh obati luka Alvaro. Tante ada urusan dengan ayahnya Alvaro," pinta Alinea lembut.

Kellia langsung mengangguk. "Tentu tante," jawabnya tanpa ragu.

Alinea kembali tersenyum. "Ya sudah Al, bunda tinggal. Kamu nggak usah balik ke dalam dan anterin Kellia pulang ya," pesan nya sebelum benar-benar meninggalkan putranya.

"Iya, bun."

Alinea telah pergi, membuat Kellia menatap Alvaro yang menampilkan wajah masamnya. "Sakit kak?" tanyanya cemas sambil menyentuh sudut bibir Alvaro yang sedikit berdarah.

Alvaro berdesis. "Nggak sakit, tapi kenapa tadi lo dorong gue," ucapnya cemberut.

Alis Kellia terangkat. "Jadi kakak marah karena aku dorong?" tanyanya tidak percaya.

Alvaro merajuk dan meninggalkan Kellia untuk keluar restoran. "Ehh! Kak Al mau kemana? Aku di kasih tugas buat obatin luka kakak loh!" pekik Kellia mengejar Alvaro yang sudah jalan lebih dulu.

Alvaro tidak merespon, dan saat tiba di parkiran Alvaro baru menghentikan langkahnya yang sontak membuat Kellia menabrak punggung Alvaro.

"Aduhh!" ringis Kellia.

Alvaro menghela napas dan berbalik badan, menatap Kellia datar. "Jalan tuh yang benar."

Kellia mendengus. "Kamu jalannya yang nggak benar! Lihat nih, pasti kening aku langsung merah." Cerewet Kellia.

Alvaro menaikan alisnya. "Tumben lo cerewet?" tanyanya sambil mengelus kening Kellia pelan.

Kellia berdecak dan menepis pelan tangan Alvaro. "Kita mau kemana? Aku mau obatin luka kamu," tanya nya mengalihkan topik.

Alvaro menghela napas. "Kebiasaan," kesal nya dan kembali melangkah.

"Kak mau kemana?" tanya Kellia lagi.

Srekk!

Kenzie dari arah berlawanan melemparkan kunci mobil pada Alvaro.

"Thanks udah jaga dia," ucap Alvaro pada Kenzie yang sedang bersender di kap mobil.

𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang