Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
"Boleh obati luka Alvaro. Tante ada urusan dengan ayahnya Alvaro," pinta Alinea lembut.
Kellia langsung mengangguk. "Tentu tante," jawabnya tanpa ragu.
Alinea kembali tersenyum. "Ya sudah Al, bunda tinggal. Kamu nggak usah balik ke dalam dan anterin Kellia pulang ya," pesan nya sebelum benar-benar meninggalkan putranya.
"Iya, bun."
Alinea telah pergi, membuat Kellia menatap Alvaro yang menampilkan wajah masamnya. "Sakit kak?" tanyanya cemas sambil menyentuh sudut bibir Alvaro yang sedikit berdarah.
Alvaro berdesis. "Nggak sakit, tapi kenapa tadi lo dorong gue," ucapnya cemberut.
Alis Kellia terangkat. "Jadi kakak marah karena aku dorong?" tanyanya tidak percaya.
Alvaro merajuk dan meninggalkan Kellia untuk keluar restoran. "Ehh! Kak Al mau kemana? Aku di kasih tugas buat obatin luka kakak loh!" pekik Kellia mengejar Alvaro yang sudah jalan lebih dulu.
Alvaro tidak merespon, dan saat tiba di parkiran Alvaro baru menghentikan langkahnya yang sontak membuat Kellia menabrak punggung Alvaro.
"Aduhh!" ringis Kellia.
Alvaro menghela napas dan berbalik badan, menatap Kellia datar. "Jalan tuh yang benar."
Kellia mendengus. "Kamu jalannya yang nggak benar! Lihat nih, pasti kening aku langsung merah." Cerewet Kellia.
Alvaro menaikan alisnya. "Tumben lo cerewet?" tanyanya sambil mengelus kening Kellia pelan.
Kellia berdecak dan menepis pelan tangan Alvaro. "Kita mau kemana? Aku mau obatin luka kamu," tanya nya mengalihkan topik.
Alvaro menghela napas. "Kebiasaan," kesal nya dan kembali melangkah.
"Kak mau kemana?" tanya Kellia lagi.
Srekk!
Kenzie dari arah berlawanan melemparkan kunci mobil pada Alvaro.
"Thanks udah jaga dia," ucap Alvaro pada Kenzie yang sedang bersender di kap mobil.