Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kellia, gadis cantik dengan wajah cerianya sudah siap akan berangkat sekolah. Namun langkahnya harus terhenti karena teriakan ibu tiri dari arah ruang makan yang menggelegar.
Kellia menghela nafas panjang, dengan terpaksa ia melangkah menuju ruang makan. "Ada apa-nyonya?" tanyanya. Ia terpaksa memanggilnya nonya karena tidak ingin dapat pukulan dari nya.
Senyuman miring tercetak di bibir Sherly yang sedang makan di sebelah Sania. "Bersihkan sepatu Sherly," perintah Sania.
Kellia hanya mengangguk, ia tidak ingin mengulur waktu untuk membuatnya terlambat sekolah. Lima menit kemudian, Kellia telah selesai membersihkan sepatu Sherly. "Udah Kellia bersihkan, kalau begitu Kellia berang-"
"Belum, sepatu saya belum kamu bersihkan," potong Sania datar.
Kellia menghela nafas pelan dan melangkah menuju rak sepatu. Ia mulai membersihkan sepatu milik Sania. Tidak berhenti di situ, setelah selesai membersihkan sepatu. Kellia kembali di berikan perintah. Kali ini harus mencari kalung Sherly yang hilang entah kemana, dan Kellia harus mencarinya sampai ketemu. Kalau tidak, ia tidak di izinkan berangkat sekolah.
Kellia harus cepat mencarinya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, sudah bisa di pastikan Kellia akan telat sampai sekolah.
"Non Kellia. Non berangkat saja, biarkan bibi yang mencarinya. Nonya Sania dan non Sherly sudah pergi," ucap bibi mendekati Kellia yang sedang sibuk mengangkat pakaian kotor.
Helaan nafas lega berhembus dari Kellia. "Makasih bi, aku berangkat ya. Kellia minta tolong sama bibi cari sampai ketemu ya kalung kak Sherly," balas Kellia penuh harapan.
Bibi mengangguk. "Hati-hati non!"
Kellia mengacungkan jari jempolnya. "Siap bi!"
Kellia berlari menuju halte bus dekat rumahnya, supir pribadinya di gunakan Sania dan Sherly. Terpaksa Kellia menggunakan transportasi umum untuk menuju sekolah.
Tiba nya di halte, Kellia berdiri tidak tenang. Lima belas menit lagi pintu sekolah akan di tutup dan Kellia belum naik bus.
"Aduh, bakal telat nih," gumamnya sambil celingak-celinguk, berharap bus tujuannya menuju sekolah datang.
Brumm...brumm...
Suara motor besar bergema memecahkan jalanan kota. Kellia mengerutkan keningnya saat tiga motor sports berhenti tepat di depannya. Kellia yang hanya berdua dengan seorang siswi dari sekolah lain menjadi takut. Takut mereka melakukan yang tidak-tidak. Dengan refleks, Kellia memundurkan posisi berdirinya agar bersebelahan dengan siswi sekolah lain. "Kamu kenal sama mereka?" tanya Kellia berbisik.
Siswi itu menggeleng. "Nggak, gue nggak kenal mereka," balasnya juga berbisik.
Kening Kellia mengerut saat salah satu dari pengendara motor sport itu turun dan mendekatinya.