Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kellia terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia melihat ke sekitar kamar nya yang terlihat sangat sepi. "Kak Al, udah pulang berarti," gumamnya. Kemudian ia turun dari kasur untuk menuju kamar mandi bersiap untuk ke sekolah.
Setengah jam berlalu, Kellia telah rapi dengan pakaian sekolah nya. Ia langsung keluar kamar dengan tas ransel yang di sampirkan di bahu kanan nya. "Selamat pagi, ayah," sapa Kellia dengan semangat.
Farel yang sudah menunggu putrinya di meja makan menoleh dan langsung tersenyum. "Selamat pagi sayang," balasnya. Oiya, Farel tidak tahu jika semalam Kellia demam tinggi.
Farel menarik kursi di sebelahnya untuk Kellia. "Sarapan yang banyak," ucapnya dengan tangan yang mengelus surai hitam Kellia.
Kellia mengangguk. "Lia," panggil Farel lagi.
"Iya?"
"Ayah ada urusan di Singapura lagi, kamu nggak apa-apa ayah tinggal?" tanya Farel ragu. Jika waktu dulu ada mantan istrinya, Ia akan sedikit tenang jika putrinya akan di tinggal seorang diri. Tapi kali ini, putrinya akan benar-benar di tinggal sendirian. Tentu Farel akan sangat khawatir.
"Nggak apa-apa yah, ada bibi yang temanin aku," balas Kellia.
"Tapi—"
"Ayah, Kellia akan baik-baik aja di tinggal. Ada kak Samudra sama kak Alvaro yang bakal jagain aku," potongnya agar Farel tidak terlalu khawatir.
Mata Kellia mengerjap, ia keceplosan. "Eum...i-itu, kak Alvaro..." Kellia menundukkan kepala. Seburat merah timbul di kedua pipinya. "Pacar aku, yah," lanjutnya pelan.
Farel terdiam sejenak, namun setelahnya ia mengelus halus surai hitam Kellia. "Kapan-kapan ajak pacar kamu, ayah ingin bertemu dengan dia," ucapnya.
Kellia mendongakkan kepala dengan mata berbinar. "Serius? Ayah mau bertemu kak Alvaro?" tanyanya antusias.
Farel mengangguk dengan senyuman. "Iya sayang, mungkin setelah ayah pulang dari Singapura kamu baru bisa ajak dia ke rumah," balasnya.
"Siap ayah!"
"Ya udah, habis kan sarapan kamu. Ayah antar ke sekolah," ujarnya.
"Okee!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.