45 | Al

7.4K 611 29
                                    

Alvaro menepikan mobilnya ke mini market saat sudah tiba di Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvaro menepikan mobilnya ke mini market saat sudah tiba di Jakarta. Kellia yang sadar laju mobilnya berhenti, menoleh pada Alvaro.

"Tunggu sebentar, ada yang mau gue beli," ucap Alvaro yang menjelaskan perihal menepikan mobilnya.

Kellia mengangguk saja. Alvaro keluar mobil, sedangkan Kellia menyenderkan punggung nya pada kursi mobil. Ia memejamkan mata nya, menahan pusing di kepala dan nyeri di kening serta sudut bibirnya yang memar.

Beberapa menit berlalu, Kellia merasakan pintu kursi pengemudi terbuka. Namun tidak membuat Kellia membuka mata nya, ia terlalu nyaman untuk posisi nya saat ini.

Ehh?

Terkejut Kellia, dengan terpaksa ia langsung membuka matanya saat merasakan dingin menyentuh sudut bibirnya.

Mata Kellia langsung mengerjap cepat karena seorang Alvaro mengobati lukanya. Tatapan Kellia masih terkejut, sedangkan Alvaro dengan
mengobati Kellia dengan hati-hati. Karena rasa sakit, sesekali Kellia meringis dan mengeluh.

"Shhh! Pelan-pelan kak," ringisnya menahan lengan Alvaro.

Alvaro berdesis. "Lepas, gue susah obatin luka lo," pintanya dengan tatapan galaknya.

Kellia langsung cemberut. "Tapi sakit kak, nggak usah deh. Nanti juga sem—i-iya deh," pasrahnya karena tatapan tajam Alvaro.

Alvaro tersenyum tipis dan kembali mengobati luka di wajah Kellia. Ia memperhatikan wajah Kellia dan dengan hati-hati mengobatinya. Sedangkan Kellia sendiri terpaku menatap Alvaro dalam-dalam, seolah waktu hanya terhenti untuk mereka. Mata nya juga sesekali melirik tangan kanan Alvaro yang terluka karena memukul pohon tadi.

Dengan inisiatif, Kellia mengambil kapas dan menumpahkan alkohol di kapas itu. "Aku juga obatin luka kakak ya," ucapnya.

Alvaro berhenti dari kegiatannya mengobati luka Kellia dan di gantikan menatap manik mata gadis itu.

Alvaro mengangguk. "Hmm."

Kellia tersenyum dan langsung mengobati luka Alvaro dengan hati-hati. "Kalau emosi jangan melampiaskan dengan memukul sesuatu. Nanti kakak bisa terluka kaya gini," ujarnya lembut.

Alvaro masih menatap Kellia dan hanya fokus memperhatikan gadis di depannya. Mata nya juga menelusuri wajah Kellia. Mulai dari kening, kedua bulu mata yang lentik, bola mata nya yang jernih, hidung mancungnya, kedua pipi nya yang sedikit merah merona dan terakhir bibir tipisnya.

Kellia menarik sudut bibirnya dan menatap Alvaro. "Kak, jangan melamun," serunya.

Alvaro berdehem dan tanpa sengaja menekan luka di sudut bibir Kellia."Aduhhh!" pekiknya.

Mata Alvaro membulat. "Ehh, sorry gue nggak sengaja," ujarnya mengusap sudut bibir Kellia.

Kellia memanyunkan bibirnya. "Udah sakit malah di tekan, tambah sakit kak!" kesalnya.

𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang