𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔

50 | Al

"Eung, i-ini dimana?" tanya Kellia dengan suara seraknya saat baru membuka mata. Ia mencium bau obat yang menyengat di tambah ruangan nuansa putih semua.

"Udah bangun?" ucap seorang dengan suara deep nya.

Kellia menoleh dan matanya langsung mengerjap cepat. "Lama tidak bertemu, Kellia," lanjut nya dengan senyuman.

"Kak Sam!" Kellia terkejut.

Pria itu tersenyum. "Hmm...Samudra. Gu—aku kira kamu udah lupa," balas Samudra dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia lupa dengan siapa ia bicara.

Kellia tersenyum tipis. "Udah lama nggak ketemu, sampai lupa kakak bicara sama aku kaya gimana."

Samudra terkekeh, namun kemudian tatapannya berubah menjadi tegas. "Kenapa kamu bisa di sana? Sendirian lagi," tanyanya.

Kellia berdehem. "A-aku...mau ketemuan sama teman, tapi...sampai sekarang dia nggak datang," jawabnya bohong dengan tangan yang saling bertautan.

Alis Samudra terangkat. Setelahnya berdesis "kamu bohong, Li. Aku kenal kamu dari kecil, walaupun sudah sepuluh tahun kita nggak ketemu. Tapi aku masih hafal kebiasaan kamu," ucapnya.

Kellia mengalihkan tatapan nya ke arah lain. "Ini urusan aku kak," serunya. Kellia tidak mau urusannya terlalu di ikut campurkan oleh orang lain.

Samudra tersenyum tipis dan mengusak surai hitam Kellia pelan. "Kamu nggak pernah berubah. Dannis, Dania masih dekat sama kamu?" tanyanya.

Kellia mengangguk. "Mereka masih berteman sama aku," jawabnya.

Samudra tersenyum tipis. Kalau saja ia tidak pergi ke LA, sudah di pastikan Kellia akan masih bersamanya sampai saat ini. Sejujurnya, ia tidak ingin meninggalkan gadis di depannya. Namun karena sesuatu masalah, membuatnya terpaksa meninggalkan Kellia sepuluh tahun yang lalu dan untungnya, Dannis dan Dania datang. Samudra bisa merasa lega karena kedua saudara kembar itu sangat menyayangi Kellia.