48 | Al

7.3K 589 64
                                        

"Udah selesai," ucap Alvaro selesai menempelkan plester di tangan Kellia yang terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah selesai," ucap Alvaro selesai menempelkan plester di tangan Kellia yang terluka.

"Makasih kak," balas Kellia.

Alvaro mengangguk. "Lo naik di belakang aja, gue bonceng."

Kellia mengangguk. "Tunggu sebentar, sepedanya gue masukin ke mobil dulu," lanjut Alvaro.

"Siap kak!" semangat Kellia.

Menunggu Alvaro kembali, Kellia melihat sekeliling tempat ia berdiri. Begitu asri dan sejuk. Ia memejamkan mata nya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. "Sejuk," gumamnya.

"Ayoo naik," ucap Alvaro yang telah kembali dengan bola basket di tangannya.

Kellia menoleh dan mengangguk. "Lo pegang bola basket nya, nanti kita main di lapangan sana," ucap Alvaro.

"Okee kak."

Kellia langsung naik ke belakang sepeda Alvaro yang kebetulan ada injakannya agar bisa berdiri.

"Lo pegang bahu gue," perintah Alvaro.

"Iyaa kak," balas Kellia.

Setelah di rasa Kellia sudah berdiri dengan aman di belakangnya, Alvaro langsung melajukan sepeda nya menuju tempat yang ingin ia tuju.

"Kak, kakak sering ke sini?" tanya Kellia di sepanjang perjalanan.

"Nggak sering. Kalau gue butuh udara segar dan melupakan kehidupan gue sejenak, gue bakal ke sini," jawab Alvaro.

"Sendirian?" tanya Kellia lagi.

"Hmm...cuman lo, orang yang gue ajak ke sini," jawab Alvaro.

Mata Kellia langsung mengerjap. Jadi dirinya orang pertama yang di ajak ke tempat indah ini. "Berarti, aku orang pertama?"

Alvaro mengangguk. "Lo yang pertama," sambungnya.

Kellia langsung tersenyum lebar. Berarti dirinya di anggap penting oleh Alvaro, secara hanya ia yang di ajak ke tempat rahasia cowok itu.

"Turun," ujar Alvaro saat sudah tiba di lapangan yang tertutup oleh pohon-pohon tinggi, kalau bisa di bilang lapangan di depan nya ini adalah hidden place.

"Sepi kak?" tanya Kellia sambil turun dari sepeda.

"Tempat ini tersembunyi, mungkin cuman gue yang tau. Jadi sepi," jawab Alvaro.

Kellia mengangguk. "Kita ke sini mau main basket?" tanyanya.

"Gue mau main. Tapi kalau lo mau, gue ajarin," ucap Alvaro. Ia tau, Kellia tidak pintar dalam bidang olahraga.

"Mau! Aku mau bisa main basket," semangat Kellia.

Alvaro mengangguk dan turun dari sepeda. Setelah nya ia merebut bola basket dari tangan Kellia. Bola basket yang sudah di tangannya di putar di atas jari telunjuknya dengan mudah.

𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang