𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔

98 | Al

"Ekhmm," dehem seseorang yang membuat Kellia dan Alvaro menoleh.

Kellia langsung berdiri tegak, sedangkan Alvaro langsung menggenggam tangan Kellia.

Aliano menatap tangan Alvaro yang menggenggam tangan Kellia. "Ada apa, yah?" tanya Alvaro.

"Nggak apa-apa, ayah cuman memastikan. Ayah kira pacarmu sudah pulang," balas Aliano tanpa ekspresi.

Alvaro melirik sekilas Kellia dan setelahnya kembali menatap Aliano. "Mungkin dikit lagi Al bakal anterin Kellia," ucapnya.

Aliano mengangguk, kemudian keadaan menjadi hening beberapa detik.

"Saya izinkan kalian pacaran. Tapi..." Mata Kellia langsung membulat, ia dan Alvaro di restui memiliki hubungan. "Saya mau kalian lanjut ke jenjang pertunangan," lanjutnya yang sontak membuat Kellia terbatuk-batuk.

Alvaro langsung mengelus punggung Kellia agar batuk gadisnya hilang.

"Ayah serius?" tanya Alvaro tidak percaya.

"Hmm."

Mata Alvaro langsung berbinar dan refleks memeluk Kellia sanking senangnya. "Alvaro." Tegur Aliano.

Alvaro langsung melepaskan pelukannya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia jadi salah tingkah.

Aliano menggeleng-geleng kepala dan menepuk bahu Alvaro. "Jaga yang akan jadi milik kamu nanti," Ujarnya.

Alvaro tersenyum. "Pasti yah!" Semangatnya.

"Ya udah, ayah mau kembali masuk." pamit Aliano dan melirik Kellia yang sedang menatapnya serius. "Kellia, saya kembali masuk dan terima kasih sudah datang ke acara makan malam ini," lanjutnya dengan senyuman tipis.

Mata Kellia mengerjap. "I-iya om, saya juga berterima kasih karena sudah di undang di acara keluarga besar Liam," balasnya.

Aliano telah pergi dan Alvaro langsung memeluk tubuh mungil gadisnya. "Aku senang banget, Li!"

Kellia terkekeh dan semakin mengeratkan pelukannya pada Alvaro. "Aku juga senang, kak."