Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mau nanya nih! Kalian dapat cerita ini dari mana?
.
.
.
Happy Reading❤
Acara makan malam berlangsung dengan khidmat. Kellia sibuk dengan pikirannya, ia hanya menatap hidangan di depannya. Sedangkan Samudra yang duduk di hadapan Kellia menaikan alisnya, ia heran dengan sikap gadis itu yang diam saja.
"Nggak enak makanan nya?" tanya Samudra pelan.
Kellia mendongakkan kepala. "Enak kak," balasnya sedikit terkejut.
Samudra tersenyum tipis. "Masih memikirkan perjodohan?" tanyanya lagi.
Kellia menggeleng. "Nggak kak."
Samudra menghela nafas dengan respon gadis di depannya. Ia sangat tau sikap dan sifat Kellia seperti apa jika ada yang di pikirkan nya.
Ketukan di pintu ruangan VIP terdengar, seorang pelayan masuk di ikuti manager restoran. Siapa lagi kalau bukan Kenzie dan Kavin.
"Maaf mengganggu, kami hanya ingin memasang layar besar untuk menonton film," ujar Kenzie sopan.
Samuel dan Samudra mengangguk. "Silahkan," balas mereka.
Mata Kellia yang tertuju pada Samudra langsung teralih pada kedua teman Alvaro. Apa mereka benar-benar bekerja di restoran ini.
Kenzie, Kavin dan di bantu beberapa pelayan memasangkan layar serta proyektor untuk menonton film. Kenzie yang berdiri tepat di sebelah Kellia, sesekali melirik dan tersenyum tipis pada gadis itu.
"Happy day, Kellia," bisik Kenzie.
Mata Kellia mengerjap mendengar bisikan dari Kenzie.
Ting!
Notifikasi pesan masuk berbunyi, bukan dari ponsel Kellia ataupun Samudra. Tapi...
0812-1854-xxx Siap dengan kejutan nya?
Sania langsung menelan saliva nya. Ia menoleh ke kanan dan kiri mencari siapa seseorang yang berani mengancamnya dan maksud pesan itu apa? Kejutan?
"Ada apa mah?" tanya Sherly heran dengan tingkah ibu nya.
Mata Sania mengerjap dan menggeleng. "Nggak ada apa-apa," balasnya yang tidak ingin putrinya menjadi khawatir.
Sherly mengangguk saja dan kembali menyantap hidangan pembuka yang sangat lezat.