Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lima menit berlalu, Alvaro telah berganti pakaian. Ia keluar ruang ganti dan menemui Kellia yang sedang menunggunya. "Sorry lama," ucap Alvaro.
"Nggak apa-apa," balas Kellia bangun dari duduknya.
Alvaro mengangguk dan jalan duluan menuju parkiran di ikuti Kellia di belakangnya. Alvaro yang tidak menemukan Kellia di sebelahnya, menghentikan langkahnya.
Kellia menggeleng. "Di belakang aj-" "Gue nggak suka penolakan," potongnya dan menarik pelan lengan Kellia agar berjalan di sampingnya.
Kellia hanya menghela nafas, pasrah. Padahal niat ia berjalan di belakang Alvaro agar tidak menjadi pusat perhatian. Namun usahanya sirna, karena cowok itu yang memaksanya.
Tiba nya di parkiran. Alvaro langsung memberikan helm pada Kellia dan sebuah jaket miliknya.
Alvaro menunjukkan rok yang digunakan Kellia dengan dagu nya. Kellia yang mengerti langsung tersenyum tipis. "Makasih kak," ucapnya.
"Hmm."
Kellia sudah naik ke motor. Alvaro langsung melajukan motor sports nya keluar kawasan sekolah Delton. Selama di perjalanan, keadaan sangat hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Kellia yang merasa canggung memilih menatap ke sisi kanan, melihat kendaraan yang ia lewati. Sedangkan Alvaro fokus menyetir.
Tidak lama mereka tiba di rumah Kellia. "Makasih kak," ucap Kellia turun dari motor Alvaro dan membuka helm serta jaket milik cowok itu.
"Hmm."
"Kalau...gitu aku masuk, hati-hati kak," pamit Kellia ragu dan ingin masuk, namun langkahnya terhenti saat lengan nya di tahan.
Mata Kellia mengerjap. "A-ada apa?"
Manik mata mereka bertemu, Kellia maupun Alvaro sama-sama tenggelam dalam tatapan itu, hingga sedetik kemudian Alvaro tersenyum tipis dan selanjutnya menyentil kening Kellia pelan untuk membuyarkan tatapan gadis itu. "Besok pulang sekolah tunggu di sekolah lo. Jangan pulang sebelum gue ke sana," ucapnya datar.
Kellia mendengus dan mengusap kening nya yang di sentil Alvaro. "Ish! Ada apa?" tanyanya sedikit kesal karena kening nya jadi korban cowok itu lagi.
Tatapan Alvaro berubah tajam. "Nurut aja bisa nggak sih?!" Terdengar nada kesal.
Kellia menghela nafas dan terpaksa mengangguk, terlalu takut dengan tatapan tajam cowok itu. "Iyaa. Ada apa di suruh tunggu?"
"Nanti juga tau," balas Alvaro santai. Setelah dapat jawaban dari Kellia, Alvaro langsung melajukan motor nya keluar kawasan rumah Kellia.