"Alvaro Aksa Liam."Farel langsung menoleh dan menatap anak muda di sebelah nya lamat-lamat beberapa detik. Tapi setelahnya helaan nafas panjang berhembus. Tatapannya kembali ke depan. "Liam..."
Alvaro menoleh dan menatap Farel. "Iya om, Alvaro Aksa Liam..."
Kening Alvaro mengkerut setelah melihat perubahan wajah dari paruh baya di sebelah nya. "Ada apa?"
Farel menegakkan tubuhnya, kemudian tersenyum tipis. "Saya, Farel Rarely Alexanderia," ucapnya memperkenalkan dirinya.
Mendengar nama panjang ayahnya Kellia. Alvaro langsung tersentak. Marga itu...
"Apa kamu menyayangi Kellia?" tanya Farel terkesan dingin.
Alvaro mengerjapkan mata. "Kalau kamu menyayangi Kellia, saya minta tetap bersama nya. Tapi jika niat kamu mendekati Kellia hanya ingin membuat dia sakit, segera pergi. Jangan harap saya membiarkanmu kembali lagi," lanjut Farel langsung melangkah meninggalkan Alvaro yang terdiam di tempat.
Setelah kepergian Farel. Alvaro masih memikirkan ucapan ayahnya Kellia. "Alexander..." gumam Alvaro. "Jadi, bokap Kellia musuh ayah," lanjutnya tidak percaya.
Dari kejauhan beberapa anggota Blood Wild datang. Mereka ingin menemani Alvaro.
"Ken, si Al kenapa? Kesambet nggak tuh?" tanya Delvin sambil menepuk pundak Kenzie.
Kenzie menatap Alvaro. Rawut wajah sahabatnya itu datar, begitu kosong. Seperti sedang memikirkan sesuatu masalah.
"Al," panggil Kenzie.
Alvaro mengerjapkan mata dan menoleh. "Eoh! Kapan dateng?" tanyanya sedikit tekejut.
"Dari tadi Al, melamun aja sih!" balas Kavin yang sudah duduk di sebelah Alvaro.
"Sorry."
Anggota Blood Wild mengangguk mengerti. Pasti Alvaro sedang memikirkan Kellia. Gadisnya.
Kenzie juga memilih duduk di sebelah Alvaro. "Gue tau lo merasa bersalah karena udah telat menyelamatkan Kellia. Tapi semua nya udah terjadi, waktu nggak akan bisa di ulang lagi," ucapnya agar Alvaro tidak memikirkan terlalu larut.
Alvaro menghela nafas. "Iya gue tau. Tapi masalah yang sekarang gue pikirin, baru lagi," balasnya pelan.
Alis Kenzie mengkerut. "Apa lagi?"
"Al, Ken. Gue sama Delvin ke mini market dulu ya, mau beli minuman," sambung Kavin.
"Okee," balas Kenzie dan Alvaro bersamaan.
Setelah Delvin dan Kavin pergi. Alvaro dan Kenzie kembali ke pembicaraan awal mereka.
"Apa lagi masalahnya?" tanya Kenzie ulang.
Alvaro menyenderkan punggungnya ke dinding. "Om Farel, ayah nya Kellia. Dia...saingan bisnis bokap gue."
Mata Kenzie langsung melebar. "Jangan bilang?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔
Подростковая литератураSeorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...