Kellia, sedari tadi mundar-mandir di depan pintu ruangan kerja ayah nya. Ia penasaran, apa yang akan di bicarakan ayah nya pada Alvaro.
"Mereka bicarain ap-kak! Gimana?" tanya Kellia langsung saat Alvaro keluar dari ruangan kerja ayah nya.
Alvaro menatap Kellia, setelahnya tersenyum tipis. "Nggak apa-apa," balasnya santai.
Kellia mendengus. "Ih! Serius kak, pasti ayah bicarain yang penting," ucapnya.
"Nggak ada apa-apa, Li. Tenang aja," balas Alvaro meyakinkan.
Kellia menghela nafas. "Ya udah kalau nggak mau cerita," seru nya yang langsung meninggalkan Alvaro menuju sofa.
Alvaro tersenyum tipis dengan tingkah Kellia. Ia mengikuti Kellia menuju sofa. "Gue pulang dulu ya," ucapnya yang sontak membuat Kellia berbalik badan.
"Pulang sekarang?"
"Hmm, kenapa?" tanya Alvaro.
"Nggak nanti aja kak, aku tuh...masih kangen," jawab Kellia pelan.
"Udah malam, Li. Gue nggak enak sama ayah lo," balas Alvaro lembut.
Kellia menghela nafas. "Ya udah, hati-hati."
Alvaro mengangguk dan melangkah keluar rumah, kali ini lewat pintu utama. "Besok pulang sekolah gue jemput ya, jangan pulang duluan," pesan nya sebelum pergi.
"Okee kak!"
Siang hari, jam istirahat sekolah. Kellia sedang makan siang bersama Dania dan Dannish.
"Li, gimana kabar pacar kamu?" tanya Dania tiba-tiba yang sontak membuat Dannish melirik Kellia di hadapan nya.
"Baik, aku sama kak Alvaro semakin dekat," jawab Kellia semangat.
Dania tersenyum tipis. "Lo nggak apa-apa?" tanyanya melirik kembarannya.
Dannish memutar bola mata malas. "Shut up!"
Dania tertawa kecil. "Telat sih lo!" Kellia yang mengerti arah pembicaraan dua saudara di depannya hanya menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔
Подростковая литератураSeorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...